"Survival is unfair!" (Menyintas itu tidak adil!)

Kata-kata itu diteriakkan oleh Alex (Harry Styles), seorang tentara Angkatan Darat Inggris ketika dirinya berada dalam sebuah geladak kapal yang bocor bersama rekan-rekan prajuritnya yang lain.

Alex mengemukakan hal tersebut karena sadar bahwa harus ada yang berkorban untuk keluar dari dalam geladak agar kapal yang mereka naiki dapat terus mengapung.

Namun masalahnya, prajurit Kerajaan Inggris itu juga menyadari bahwa di luar juga ada sekumpulan serdadu Jerman yang sedang menembaki kapal tersebut.

Situasi sangat menegangkan seperti yang dihadapi Alex akan sering ditemui oleh mereka yang sempat menonton film "Dunkirk" di sinema.

Sutradara Christopher Nolan berhasil membawa penonton, sejak fase-fase awal film, untuk merasakan bahwa mereka seakan-akan berada di medan perang.

Adegan pembuka dalam film berdurasi 106 menit itu dimulai dengan satu regu serdadu Inggris yang sedang berjalan-jalan di area gang di tengah-tengah pemukiman sebuah kota yang telah kosong.

Mereka diterpa oleh banyaknya selebaran yang dijatuhkan oleh pesawat Nazi, yang merupakan kertas yang bertuliskan "You Are Surrounded. Surrender, Survive" (Kalian Telah Dikepung. Menyerahlah, Agar Selamat).

Tidak lama setelah itu, serentetan tembakan menerjang para serdadu muda tersebut, dan hanya satu yang selamat setelah menemui tentara Prancis yang merupakan bagian dari Tentara Sekutu yang sedang melawan pasukan Jerman.

Satu-satunya serdadu yang selamat itu adalah Tommy (Fionn Whitehead), yang akhirnya berhasil sampai di tepi pantai Dunkirk, yang terletak di kawasan Prancis Utara.

Di kawasan pantai dengan arus ombak yang lumayan deras tersebut, Tommy melihat kenyataan bahwa ada ratusan ribu serdadu yang juga terdampar di sana.

Mereka semua sedang menunggu untuk diselamatkan oleh kapal perang Inggris, karena sebelumnya kekalahan demi kekalahan terus diderita Sekutu oleh Jerman.

Namun masalahnya, kapal perang jenis "destroyer" yang dimiliki AL Inggris adalah kapal berukuran sangat besar yang tidak dapat menepi ke pantai karena masalah kedalaman.

Sebagaimana diketahui, pantai yang memiliki kedalaman yang cetek tidak akan dapat dilewati oleh kapal berukuran maha besar karena pasti akan terhambat oleh dangkalnya permukaan laut.

Perwira tinggi yang mengomandoi masalah penjemputan itu adalah Commander Bolton (Kenneth Branagh), yang frustrasi karena dari Dunkirk, mereka sebenarnya dapat melihat daratan Inggris di kejauhan.

Belum lagi permasalahan Angkatan Udara Jerman yang terus menerus mengebom baik kapal laut yang akan menjemput serdadu Inggris, maupun para tentara Inggris yang menjadi sasaran empuk dari pesawat.

Setiap kali ada pesawat Jerman lewat, para serdadu Inggris hanya dapat ketakutan mendengar deru mesin pesawat dan bom yang dijatuhkan.

Mereka hanya bisa tiarap dan berdoa semoga saja bom yang jatuh tidak akan menimpa mereka sehingga nyawa mereka juga akan terselamatkan.


Kapal sipil

Tidak hanya dari udara dan dari pihak militer, bantuan untuk membantu penyelamatan ratusan ribu serdadu Inggris yang terperangkap di Dunkirk juga dilakukan oleh para warga sipil yang memiliki kapal pribadi.

Salah satu dari mereka yang terpanggil untuk membantu itu adalah Dawson (Mark Rylance), seorang pensiunan Marinir Inggris yang memiliki kapal pesiar.

Bersama-sama dengan anaknya, Peter (Tom Glynn-Carney), dan teman sang anak, George (Barry Keoghan), mereka bertiga bertekad untuk menerjang ombak untuk ke Dunkirk.

Kapal sipil yang menyelamatkan para serdadu Inggris bukanlah isapan jempol, karena berdasarkan fakta sejarah memang sekitar 800 kapal yang turut bergabung untuk menyelamatkan mereka yang terjebak di Dunkirk.

Dari awalnya sekitar 400.000 orang serdadu yang terperangkap di pantai Prancis Utara itu, berkat kegigihan dan semangat bersama untuk membantu warga Inggris, sekitar 330.000 tentara berhasil dievakuasi.

Tidak heran bila di Inggris Raya pada saat ini juga dikenal istilah yang disebut sebagai "Dunkirk Spirit" atau Semangat Dunkirk, yang dapat dimaknakan sebagai kondisi pantang menyerah oleh warga Inggris.

Secara teknik, film "Dunkirk" sangat memukau dan benar-benar membuat penonton tidak bisa mengambil nafas barang sejenak karena berbagai rentetan adegan berjalan dengan cepat dan tepat.

Belum lagi yang banyak dipuji oleh kritikus film adalah musik yang digubah oleh Hans Zimmer, juga dinilai berhasil mengaduk-aduk emosi penonton yang menyaksikan film peperangan tersebut.

Berbeda dengan film perang akbar lainnya seperti "Hacksaw Ridge" (2016), "Fury" (2014), dan "Saving Private Ryan" (1998), Nolan berhasil membawa keunikannya tersendiri dan tidak terjebak dalam sejumlah klise yang ada dalam film peperangan.

Nolan, yang juga menjadi penulis skenario dalam film tersebut, juga dalam sejumlah wawancara menegaskan bahwa dia memilih untuk meminimalkan pertumpahan darah dan menciptakan suasana film perang yang berbeda.

"Ada banyak film brilian yang memperlihatkan darah dan luka fisik serta segala aspek yang tampak menjijikkan dari perang," ujar Nolan, sebagaimana dikutip dalam wawancara dengan kantor berita Reuters.

Berbagai upaya yang dilakukan oleh Nolan itu patut diacungi jempol karena berhasil menggubah film perang yang memiliki keunikan tersendiri.

Selain itu, "Dunkirk" juga layak menjadi bagian dari koleksi film Nolan lainnya yang banyak mendapat apresiasi luas, seperti "Memento" (2000) dan "Inception" (2010).

Oleh Muhammad Rrazi Rahman
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017