Berdasarkan data yang diterima media dari MPI di Jakarta, Senin, sasaran pertama pembenahan organisasi dan standarisasi ini akan dilakukan di Jakarta mengingat keberadaan camp muaythai di ibukota itu cukup banyak yaitu mencapai 37 camp.
"Kami secepatnya membenahi agar tertib manajemen dan tertib organisasi. Sekarang yang hadir ada 10 pengurus gym/camp, kami terus mengadakan rutin pertemuan seperti ini hingga menjelang Munas MPI April 2018," kata Ketua MPI DKI Jakarta, Thema Aradea.
Menurut dia, pertemuan para pengurus pusat latihan memiliki agenda sosialisasi pemusatan yang mereka dirikan agar memiliki standar yang ditetapkan. Lebih penting lagi menyatukan misi dan visi MPI yang telah didirikan sejak 2014.
"Ada di antara mereka yang tidak saling kenal. Untuk itu, kami menggagas pertemuan rutin ini. MPI DKI Jakarta akan menjadi barometer standarisasi bagi gym/camp yang membina atlet-atlet MPI di Indonesia," katanya menambahkan
Standarisasi MPI ini sudah dibicarakan dengan Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI). Untuk itu, MPI DKI Jakarta memulai terlebih dahulu, mengingat muaythai di Indonesia memiliki sayap organisasi kurang lebih ada 300 ribu orang.
Masalah standarisasi yang perlu dibenahi adalah kepelatihan dan bisnis camp serta promotor pertandingan. MPI akan mengeluarkan lisensi bagi pemilik gym/camp serta pelatih dan promotor muaythai di Indonesia. MPI menjadi SNI-nya Muaythai Profesional. Sekarang banyak terjadi pelatih yang salah melatih sehingga yang dilatih cedera sangat serius.
Ketua MPI Frans Mohede menjelaskan pertemuan ini adalah tindak lanjut dari pertemuan MPI dengan BOPI.
"Sebelum Idul Fitri kami bertemu dengan BOPI, hanya YUTI Pro (Taekwondo Profesional Indonesia) dan MPI. BOPI mendukung penuh standarisasi yang akan dilakukan MPI," katanya.
Pembentukan ini juga tidak lepas dari dukungan dari Ronny Hendropriyono selaku pemerhati olahraga asal negeri Gajah Putih tersebut. Dia menginginkan olahraga muaythai profesional di Indonesia bisa bersaing di kancah Asia.
(T.B016/R010)
Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017
