Kairo (ANTARA News) - Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi menyatakan bahwa pemerintah Mesir akan terus mempertahankan blokade terhadap Qatar oleh empat negara Arab setelah negara itu dituduh mendukung terorisme. Sikap Sisi ini merupakan pembangkangan terhadap upaya internasional dalam mengakhiri krisis diplomatik Qatar.

Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Mesir memutuskan hubungan diplomatik dan perdagangan dengan Qatar pada Juni setelah menuding Qatar menyokong militan islamis. Ini adalah krisis diplomatik terburuk di antara negara Arab dalam beberapa tahun belakangan.  Qatar membantah semua tuduhan itu.

"Mesir akan kukuh kepada keputusannya dan tidak akan mundur dari persoalan ini," kata Sisi dalam konferensi pemuda di Iskandariyah.

Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani, Jumat pekan lalu, menyatakan bahwa dia siap untuk dialog, namun solusi apa pun harus menghormati kedaulatan Qatar. Kuwait telah berupaya menjadi penengah, sedangkan AS dan Jerman mendesak segera diadakan dialog.

Presiden Turki Tayyip Erdogan telah meninggalkan Qatar kemarin setelah dua hari berada di Teluk untuk berupaya menengahi sengketa ini, namun tidak terlihat ada kemajuan yang dicapai Turki.

Keempat negara Arab menginginkan Qatar menjauhi musuh utama mereka, Iran, lalu menutup pangkalan militer Turki, dan membredel stasiun televisi Al Jazeera yang dianggap mereka sangat penting sebelum mereka berbaikan.

Turki dan Qatar adalah penyokong gerakan Ikhwanul Muslimin yang telah mengubah penguasa dunia Arab, demikian Reuters.

(Baca: Mesir akhiri layanan visa saat kedatangan untuk warga Qatar)

(Baca: Mesir akhiri kunjungan bebas visa untuk warga Qatar)

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017