Meulaboh, Aceh, (ANTARA News) - Sedikitnya delapan orang pelajar di sekolah Madrasah Tsanawiyah (MTs) Cot Seumeureung, Kecamatan Samatiga, Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh tumbang sehingga dilarikan ke puskesmas Samatiga karena mengalami sesak nafas akibat menghirup asap pekat yang mengepung lingkungan sekolah.

"Pagi tadi mereka dibawa oleh pihak sekolah karena sesak nafas, kemudian kita tanggani. Beberapa diantaranya bisa langsung pulang dan ada juga yang mesti harus di rawat inap,"sebut Lola Alfira, salah seorang petugas medis di Puskesmas Samatiga, di Meulaboh, Rabu.

Asap dampak dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di Aceh Barat semakin parah, hampir semua kecamatan diselimuti asap hingga merambah kawasan pedalaman, masyarakat banyak yang sudah mengeluh panasnya tenggorokan akibat menghirup asap pekat.

M Nasir, salah seorang tokoh masyarakat di Kecamatan Pante Cermen melaporkan kepada Antara, saat ini pemukiman yang berjarak lebih 60 kilometer dari ibu Kota Meulaboh itu sudah dikepung kabut asap sejak Selasa (25/7) malam.

"Asapnya sudah sangat parah. Pagi ini kami di sini sudah begitu merasakan. Padahal di sini tidak ada kebakaran lahan dan hutan, mungkin dari wilayah kecamatan lain di bawa angin kemari,"sebutnya via telepon selular.

Sementara itu hingga pukul 11.30 WIB, pesawat udara water bombing yang sudah landing di Bandara Cut Nyak Dhien, belum melakukan pengeboman air, padahal sudah satu hari berada di wilayah Aceh.

Menurut keterangan dari Kepala BPBD Aceh Barat, Teuku Syahluna Polem, pesawat bom air milik BNPB tersebut baru mulai melakukan pengeboman air di kawasan titik terjadi kebakaran lahan dan hutan setelah waktu zuhur wilayah Aceh.

"Ini masih persiapan, nanti mungkin habis zuhur baru dimulai melakukan pengeboman air. Nanti kami kabari lokasi mana yang dituju oleh Helikopter bom air," katanya

Pewarta: Anwar
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017