Lagos (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia dalam waktu dekat akan mengajukan proposal Persetujuan Preferensi Perdagangan (PTA) ke Komunitas Ekonomi Negara-negara Afrika Barat (ECOWAS) dalam upaya untuk mendorong kinerja ekspor ke pasar ekspor nontradisional khususnya Nigeria.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan Pemerintah Nigeria memberikan respon sangat positif terkait keinginan Indonesia tersebut, dalam pertemuan dengan Menteri Perindustrian, Perdagangan dan Investasi Nigeria Okechukwu Enelamah.

"Kita mengajukan PTA. Ini sudah bisa menyangkut secara keseluruhan, apakah bilateral atau dengan ECOWAS. Responnya sangat luar biasa," kata Enggartiasto di Lagos, Nigeria, Selasa waktu setempat.

ECOWAS beranggotakan sebanyak 15 negara. Anggota-anggota ECOWAS tersebut adalah Nigeria, Benin, Burkina Faso, Tanjung Verde, Gambia, Ghana, Guinea, Guinea-Bissau, Pantai Gading, Liberia, Mali, Niger, Senegal, Sierra Leone dan Togo.

Enggartiasto mengatakan, rencana pemerintah mengajukan proposal PTA ke ECOWAS tersebut antara lain untuk meminta penyesuaian tarif produk. Salah satu tarif yang dikenakan cukup tinggi adalah untuk komoditas minyak sawit mentah (CPO) yang mencapai 35 persen ke Nigeria.

Selain itu, pemerintah Nigeria juga memiliki kebijakan untuk membatasi besaran importasi produk tertentu dengan alasan menjaga stabilitas pasar valuta asing.

Beberapa komoditas yang masuk dalam daftar tersebut antara lain adalah inti sawit, produk minyak sawit dan minyak sayur, beras, margarin, furnitur dan lain-lain.

"Soal CPO, mereka mengatakan agar Indonesia mengajukan list bersama dengan PTA. Mereka menyatakan bahwa PTA dan kerja sama lain itu bisa selesai dalam waktu singkat. Keinginan saya, neraca perdagangan seimbang, tidak mau ada defisit terlalu jauh," kata Enggartiasto.

Pada 2016, total perdagangan antara Indonesia dan Nigeria mencapai 1,6 miliar dolar AS, dengan nilai ekspor Indonesia mencapai 310,8 juta dolar AS dan nilai impor sebesar 1,28 miliar dolar AS. Defisit bagi Indonesia sebagian besar berasal dari impor minyak dan gas.

Sementara jika dilihat dari sektor nonmigas, sesungguhnya Indonesia mengantongi surplus 302,72 juta dolar AS. Produk ekspor nonmigas Indonesia ke Nigeria antara lain kertas, kelapa sawit, dan turunannya seperti halnya ekspor utama negara-negara Asia Tenggara ke Afrika yaitu antara lain obat-obatan dan bumbu-bumbu.

Dalam pertemuan bilateral antara Indonesia dan Nigeria tersebut, juga dihadiri Presiden ECOWAS Marcel De Sousa. Enggartiasto menyatakan bahwa Presiden ECOWAS tersebut juga memberikan respon positif kepada delegasi Indonesia untuk melakukan PTA.

"Presiden ECOWAS menyatakan, mereka tidak hanya mau ekspor saja, akan tetapi juga mendorong Economic Partnership Agreement untuk lebih banyak membuka peluang investasi karena mereka memerlukan lapangan kerja yang besar," kata Enggartiasto.

ECOWAS atau yang disebut sebagai Masyarakat Ekonomi Negara-Negara Afrika Barat merupakan perkumpulan 15 negara Afrika barat yang didirikan pada 1975. Tujuan utama pembentukan ECOWAS untuk mendorong adanya integrasi ekonomi di wilayah tersebut.

Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2017