Jakarta (ANTARA News) - Liga Santri Nusantara 2017 yang digelar atas kerja sama Kementerian Pemuda dan Olahraga serta Pengurus Pusat Rabithah Maahid Islamiyah Nahdlatul Ulama direncanakan mulai bergulir pada 9 Agustus 2017.

"Kick off dijadwalkan dilakukan di Pinrang, Sulawesi Selatan dan akan dihadiri Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla," ujar Direktur Kompetisi dan Pertandingan Liga Santri Nusantara 2017 Mohamad Kusnaeni dalam peluncuran LSN 2017 di Gedung Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Jakarta, Kamis.

Pria yang akrab disapa Bung Kus ini melanjutkan, pihaknya berharap LSN 2017 bisa diikuti oleh 1.024 klub, dari 32 region yang mencakup 34 provinsi.

Adapun region-region tersebut menyebar dari Sabang sampai Merauke.

Awalnya, LSN 2017 bergulir di tiap region dengan sistem "home tournament" atau satu kandang. Sebanyak 32 tim juara region kemudian akan mengikuti putaran nasional dan final pada bulan Oktober 2017 di Bandung, Jawa Barat.

Total ada 990 pertandingan tingkat region dan 40 laga fase nasional yang digelar di LSN 2017.

"Di putaran final itu, nantinya klub dibagi menjadi delapan grup yang diisi empat tim. Dari grup tersebut, setelah menjalani tiga laga, yang lolos ke babak berikutnya adalah juara dan peringkat kedua," kata Kusnaeni.

Satu aturan khusus di babak ini adalah setiap tim diupayakan tidak berhadapan dengan tim yang berasal dari pulau yang sama.

Kebijakan tersebut diterapkan untuk mempererat persatuan dan persaudaraan santri yang berasal dari seluruh Indonesia.

"Juga dengan tagline Dari Pesantren Untuk NKRI, diharapkan LSN dapat memperkuat rajutan dan keutuhan bangsa melalui sepak bola," tutur Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi.

Acara peluncuran LSN 2017 di Gedung Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Jakarta, dihadiri oleh tokoh-tokoh seperti Menpora Imam Nahrawi, Inisiator LSN Muhaimin Iskandar, Ketua PBNU Said Aqil Siradj dan Direktur Teknik PSSI Danurwindo.

Memunculkan Bakat Sepak Bola

Menpora Imam Nahrawi menyebut, ajang LSN 2017 yang nantinya melibatkan sekitar 20.000-an santri dari 23.000 pesantren di bawah PBNU dan beranggaran sekitar Rp8 miliar itu merupakan ajang yang bisa memunculkan bakat-bakat sepak bola nasional.

"Kami melihat LSN adalah program yang berpotensi besar mencetak bibit unggul pesepak bola Indonesia. Pada pelaksanaan tahun 2015 dan 2016 misalnya, LSN menghasilkan tiga pemain yang dipanggil seleksi tim nasional U-19 asuhan pelatih Indra Sjafri," kata Imam.

Sebagai informasi, salah satu dari tiga pemain yang disebut Menpora itu adalah Muhammad Rafli Mursalim, pencetak gol terbanyak LSN 2016 dan kini menjadi penyerang timnas U-19 yang disiapkan menuju Piala AFF U-18 pada 4-17 September 2017 di Myanmar.

Pihak penyelenggara LSN 2017 menegaskan akan memberlakukan pengawasan para pemain mulai dari umur hingga statusnya sebagai santri.

Terkait umur, Direktur Kompetisi dan Pertandingan LSN 2017 Mohamad Kusnaeni mengungkapkan para pemain LSN 2017 berusia 17 tahun atau kelahiran tahun 2000.

Kemudian, pemain mesti memiliki kartu santri yang disahkan oleh asosiasi pesantren resmi.

Dengan pengelolaan demikian, LSN 2017 diharapkan menjadi kompetisi yang profesional.

"Pengaturan dan pengawasan yang diterapkan di LSN 2017 sesuai dengan apa yang berlaku nasional dan internasional, bekerja sama dengan PSSI dan lembaga lainnya," tutur Ketua RMI-NU dan Ketua Panitia Pelaksana LSN 2017 KH. Abdul Ghofarrozin.

Abdul pun berharap dalam satu sampai dua tahun ke depan, LSN bisa masuk dalam agenda resmi PSSI.

Pewarta: Michael S
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017