Amman, Yordania (ANTARA News) - Yordania dan Mesir pada Kamis (27/7) menyatakan menentang kebijakan apapun yang ditujukan untuk mengubah status quo kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur menurut laporan kantor berita resmi Yordania, Petra.

Peringatan itu disampaikan dalam satu pertemuan di Amman, tempat Perdana Menteri Yordania Hani Mulki dan timpalannya dari Mesir Sharif Ismail membahas hubungan strategis antara kedua negara dan perkembangan terkini di Masjid Al-Aqsa.

Mereka mengatakan kedua negara secara seksama memantau pencabutan alat pendeteksi logam dan kamera pengawas yang dipasang Israel di kompleks masjid itu.

Kedua pihak menekankan perlunya Israel menahan diri dari melakukan tindakan yang bisa mengubah status quo di tempat suci tersebut. Mereka juga mendesak peningkatan upaya untuk memerangi segala bentuk terorisme.

Pada Kamis, Israel mencabut semua alat pendeteksi logam dan kamera pengawas yang dipasangnya dua pekan sebelumnya di semua pintu masuk Masjid Al-Aqsa setelah protes keras di dalam dan luar Jerusalem.

Israel memasang pendeteksi logam dan meningkatkan pengamanan di kompleks itu setelah insiden serangan pada 14 Juli, ketika tiga pria Arab-Israel melepaskan tembakan yang menewaskan dua polisi Israel sebelum ditembak mati polisi Israel di halaman kompleks masjid Al Aqsa.

Tindakan pengamanan itu menyulut protes dari Muslim Palestina, yang menolak untuk memasuki masjid tersebut melalui gerbang itu.(Uu.C003)


Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017