Jakarta (ANTARA News) - Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) akan membangun Rumah Sakit Indonesia di Negara Bagian Rakhine, Myanmar sebagai salah satu cara untuk mengupayakan perdamaian di tengah konflik sosial antara umat Buddha dan Islam di negara tersebut.

"Kami bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) dan Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi). Harapan kami, konflik bisa mereda dan tercipta perdamaian antara umat Buddha dan Islam," kata Presidiun MER-C Sarbini Abdul Murad saat berkunjung ke redaksi LKBN Antara, Jakarta, Jumat.

Sarbini mengatakan MER-C telah berkomunikasi dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla, yang juga Ketua Umum PMI, untuk membicarakan rencana tersebut. Wakil Presiden kemudian menyarankan agar MER-C juga menggandeng Walubi.

"Kerja sama ini strategis untuk memperlihatkan harmonisasi antara umat beragama di Indonesia," ujarnya.

MER-C sebelumnya telah berhasil membangun Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Palestina. Menurut Sarbini, pembangunan rumah sakit tersebut merupakan salah satu upaya untuk menjalankan diplomasi lembut di daerah-daerah konflik.

Rumah sakit dipandang sebagai tempat netral yang akan menjadi sarana berbaur masyarakat dari kedua belah pihak dan merupakan bantuan yang dapat memberi manfaat jangka panjang bagi para korban.

Rumah Sakit Indonesia di Negara Bagian Rakhine, Myanmar akan dibangun di Desa Muaung Bwe dengan luas lahan mencapai lebih dari 7.000 meter persegi.

"Sebelumnya kami telah membeli tanah seluas 4.000 meter persegi, kemudian ditambah 3.000 meter persegi oleh pemerintah setempat. Lokasi tersebut berada di perbatasan permukiman warga Buddha dan Muslim, sehingga mudah dijangkau oleh mereka," tuturnya.

Pembangunan rumah sakit tersebut direncanakan menggunakan biaya sebesar Rp25 miliar. Saat ini, dana yang terkumpul baru sekitar Rp12 miliar.

"Kami mengundang rakyat Indonesia untuk ikut berpartisipasi. September 2017 direncanakan akan mulai pengerjaan konstruksi dan diharapkan rumah sakit selesai pada awal 2018," jelasnya.

Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017