Jakarta (ANTARA News) - Presidium Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Sarbini Abdul Murad mengatakan dokter yang akan bertugas di Rumah Sakit Indonesia di Negara Bagian Rakhine, Myanmar akan belajar di rumah sakit di Indonesia.

"Saat ini rumah sakit yang sudah bersedia menjadi tempat mereka belajar adalah Rumah Sakit Polri dr Soekamto Kramat Jadi dan Rumah Sakit Palang Merah Indonesia Bogor," kata Sarbini saat berkunjung ke redaksi LKBN Antara, Jakarta, Jumat.

Di dua rumah sakit tersebut, dokter-dokter dari Myanmar akan belajar menangani pasien dari berbagai kalangan dan golongan. Sebagai tenaga profesional, seorang dokter tidak boleh membeda-bedakan pasien.

"Selain mengirim dokter untuk belajar di Indonesia, pemerintah Myanmar juga meminta kita mendatangkan dokter dari Indonesia untuk bertugas di Rumah Sakit Indonesia di sana," tuturnya.

MER-C akan membangun Rumah Sakit Indonesia di Negara Bagian Rakhine, Myanmar sebagai salah satu cara untuk mengupayakan perdamaian di tengah konflik sosial antara umat Buddha dan Islam di negara tersebut.

Sarbini mengatakan pihaknya telah berkomunikasi dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla, yang juga Ketua Umum PMI, untuk membicarakan rencana tersebut. Wakil Presiden kemudian menyarankan agar MER-C juga menggandeng Walubi.

"Kerja sama ini strategis untuk memperlihatkan harmonisasi antara umat beragama di Indonesia," ujarnya.

MER-C sebelumnya telah berhasil membangun Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Palestina. Menurut Sarbini, pembangunan rumah sakit tersebut merupakan salah satu upaya pihaknya untuk menjalankan diplomasi lembut di daerah-daerah konflik.

Rumah sakit dipandang sebagai tempat netral yang akan menjadi sarana berbaur masyarakat dari kedua belah pihak dan merupakan bantuan yang dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi para korban.

Rumah Sakit Indonesia di Negara Bagian Rakhine, Myanmar akan dibangun di Desa Muaung Bwe dengan luas lahan mencapai lebih dari 7.000 meter persegi.

Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2017