Lubukbasung, Sumatera Barat (ANTARA News) - Unit Pelaksana Teknis Loka Alih Teknologi Penyehatan Danau Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Kabupaten Agam pada 2018 bakal membuat zona konservasi ikan asli Danau Maninjau guna menjaga kelestarian spesies-spesies ikan tersebut.

"Lokasi zona konservasi berupa lahan basah akan dikembangkan di Nagari Sungai Batang," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis Loka Alih Teknologi Penyehatan Danau LIPI Jojo Sudarso di Lubukbasung, Sabtu.

Ia mengatakan lahan basah itu disediakan sebagai tempat bertelur dan berlindung ikan asli danau seperti, rinuak, gupareh, asang, bada dan lainnya saat terjadi tubo belerang dan pembalikan air dari dasar ke permunkaan.

"Ini dapat meminimalkan kematian ikan, karena saat terjadi tubo belerang dan pembalikan air dari dasar ke permukaan, ikan akan berkumpul di lokasi tersebut," katanya.

Saat ini, ia menjelaskan, LIPI telah membuat proyek percontohan di Muko-muko, Nagari Koto Malintang.

Jojo mengatakan saat ini hanya 14 dari 34 spesies ikan asli Danau Maninjau yang masih bertahan hidup, 20 jenis lagi sudah punah.

Di antara spesies ikan yang masih bertahan sampai sekarang ada rinuak, bada, gupareh, asang, gabus, dan nila.

Sementara ikan jenis betok, sidat, dan cide-cide termasuk di antara ikan-ikan yang sudah tidak ditemukan lagi di perairan Danau Maninjau.

Ikan-ikan khas Danau Maninjau itu punah akibat penangkapan ikan secara belebihan yang dilakukan oleh nelayan, pencemaran danau, dan berkembangnya ikan-ikan pemamgsa.

"Ikan nila, patin dan dan gabus merupakan predator ikan dengan ukuran kecil," katanya.

Sementara Kepala Satpol PP-Damkar Agam Dandi Pribadi mengatakan pemerintah secara bertahap akan mengurangi jumlah keramba jaring apung dari 17.286 unit menjadi 6.000 unit karena keramba jaring apung ini merupakan penyumbang terbanyak pencemaran air danau.

"Apabila ini tidak dilakukan maka pencemaran danau akan bertambah dan Danau Maninjau menjadi mati. Untuk itu, kita bersama-sama mengatasi pencemaran danau sehingga bisa diwariskan ke generasi penerus," katanya.


Pewarta: Irfan Taufik
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017