Jember, Jawa Timur (ANTARA News) - Harga garam beryodium di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Jember menembus Rp16.000 per kilogram karena pasokan dari distributor ke pedagang di sejumlah pasar tradisional di daerah ini menipis.

"Harga garam kemasan yang biasanya kami jual sebesar Rp1.000 per kemasan dengan berat 250 gram, kini naik menjadi Rp4.000 per kemasan," kata Ahmad, pedagang Pasar Tanjung Jember, Sabtu.

Menurutnya harga garam perlahan-lahan naik dari Rp1.000 menjadi Rp2.000 per kemasan dan naik lagi hingga Rp4.000 per kemasan karena pasokan dari distributor kosong sehingga persediaan garam di toko menipis.

"Toko saya sempat kehabisan stok garam dapur selama beberapa hari karena tidak ada pengiriman dari distributor dan ketika ada pengiriman lagi harganya sudah naik sehingga kami menjualnya Rp4.000 per kemasan seberat 250 gram," kata Ahmad.

Pantauan di lapangan, persediaan garam di beberapa pedagang pasar induk Jember kosong terutama garam yang berbentuk bata, namun untuk garam halus dalam kemasan masih tersedia dalam jumlah yang tidak banyak.

"Stok garam di beberapa pedagang memang kosong dan persediaannya terbatas, sehingga harga garam terus naik di pasaran karena pasokan dari distributor kepada pedagang berkurang," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jember Anas Maruf.

Garam beryodium berbentuk bata juga tidak dijumpai di pasaran dan stok yang masih ada hanya garam kemasan yang beratnya bervariasi dari 200 hingga 250 gram per kemasan.

"Selama tiga hari terakhir harga garam masih stabil di kisaran Rp16.000 per kilogram dan mudah-mudahan tidak naik lagi karena sudah banyak ibu-ibu yang mengeluhkan naiknya harga garam tersebut," kata Anas.

Ia menjelaskan tidak ada pengepul atau distributor garam yang berada di Kabupaten Jember membuat  para pedagang biasa mendapatkan kiriman dari sales pabrik atau perusahaan yang menjual garam kemasan.

Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017