Jakarta (ANTARA News) - Penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) perlu dilakukan dengan lebih efektif dan efisien karena merupakan aset dunia yang perlu dijaga kelestariannya dengan baik dan benar, kata seorang anggota DPR RI.

"Hutan tropis jadi aset dunia yang tidak dimiliki negara lain," kata anggota Komisi IX DPR RI Bambang Haryo Soekartono dalam rilis, Sabtu.

Menurut dia, pemerintah harus lakukan pencegahan sejak dini seperti yang dilakukan Malaysia dengan membangun pipa air guna mengantisipasi kebakaran hutan.

Politisi Gerindra itu juga mengingatkan masa musim kemarau merupakan periode yang sangat rawan akan terjadinya peristiwa yang tidak diinginkan tersebut.

Pemerintah Malaysia dan Singapura juga telah menawarkan bantuan untuk memadamkan api yang dideteksi telah memusnahkan sejumlah kawasan hutan di Sumatera dan Kalimatan.

Ia menyarankan agar pemerintah Indonesia sebaiknya menerima dengan baik tawaran bantuan dari kedua negara tersebut dalam rangka agar peristiwa kebakaran tidak meluas.

Sebelumnya, Singapura menawarkan bantuan penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) kepada Indonesia, kata Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto di Kantor Kemenkopolhukam, Jakarta, Selasa (11/7).

"Singapura tadi memberikan satu penjelasan menyediakan bantuan teknis maupun bantuan equipment untuk menanggulangi karhutla kalau diperlukan," terang Wiranto.

Menurut dia, bantuan tersebut diinisiasi pemerintah Singapura, mengingat negeri tersebut pada tahun 2015 dan 2016 mendapat kiriman asap dari Indonesia akibat karhutla yang terjadi di Sumatera.

Menkopolhukam menyampaikan bahwa Indonesia sangat serius menangani karhutla karena berbagai daerah di Tanah Air juga sangat menderita dengan terbakarnya hutan dan asapnya yang ke mana-mana.

Mantan Panglima TNI itu mengatakan bahwa Presiden RI Joko Widodo juga sudah melakukan langkah-langkah yang sangat beragam, mulai mengatasi bagian hulu hingga hilir untuk menanggulangi masalah karhutla tersebut.

(T.M040/S027)

Pewarta: Muhammad Razi Rahman
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017