Jakarta (ANTARA News) - Pertumbuhan kredit perbankan Indonesia pada Juni 2017 melamban menjadi 7,6 persen dibandingkan bulan sebelumnya, Mei, yang mencapai 8,6 persen (yoy), menurut data Bank Indonesia, Senin.

Analisa Uang Beredar dalam Arti Luas oleh Bank Sentral periode Juni 2017, menyebutkan Kredit Modal Kerja (KMK) dari perbankan tumbuh 6,9 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan Mei 2017 yang sebesar 8,5 persen

Pertumbuhan Kredit Investasi (KI) juga melorot menjadi 6,1 (yoy) persen pada Juni 2017 menjadi 7,9 prersen (yoy).

"KMK tumbuh melambat utamanya karena kredit yang disalurkan kepada sektor perdadagangan, hotel dan restoran dan juga sektor keuangan, real estate, dan jasa perusahaan, yang masing-masing tumuh melambat menjadi 4,3 persen (yoy) dari 6,7 persen (yoy), dan 17,1 persen (yoy) dari 18,5 persen (yoy)," tulis Statistik Bank Indonesia.

Sektor perdagangan, hotel dan restoran dalam menyerap Kredit Investasi juga melambat dengan mencatatkan pertumbuhan6,7 persen di Juni 2017 dari 8,2 persen pada Mei 2017. KI untuk industri pengolahan turut melambat pada Juni 2017 menjadi 3,5 persen (yoy) dari 4,7 persen (yoy).

Berbeda dengan KMK dan KI, BI mencatat Kredit Konsumsi (KK) tumbuh positif sebesar 9,9 persen (yoy) menjadi Rp1.306,2 triliun, lebih tinggi dibandingkan Mei 2017 yang tumbuh 9,5 persen. Konsumsi tinggi masyarakat pada Idul Fitri 1438 H disinyalir menjadi penyebab meningkatnya KK.

Uang beredar tumbuh

Meskipun pertumbuhan kredit perbankan melambat di akhir semester I 2017 ini, Bank Sentral melihat adanya ekspansi operasi keuangan pemerintah pusat yang menjadi faktor utama pertumbuhan uang beredar dalam arti luas (M2).

Uang beredar dalam arti luas pada Juni 2017 tumbuh 11,4 persen (yoy) menjadi Rp5.278 triliun. Pertumbuhan itu lebih tinggi dibanding Mei 2017 yang sebesar 11,1 peren (yoy).

Faktor yang mempengaruhi uang beredar itu adalah ekspansi operasi keuangan pemerintah pusat. Hal itu terlihat dari kewajiban pemerintah berupa simpanan di BI dan perbankan yang tumbuh melambat menjadi 20,8 persen (yoy) pada Juni dibanding Mei 2017 yang sebesar 35,5 persen (yoy).

Selain itu, berdasarkan komponennya, momentum Idul Fitri 1438 H telah menumbuhkan uang beredar dalam arti sempit (M1) sebesar 17,8 persen (yoy). Pasalnya, saat Idul Fitri, permintaan uang kartal melonjak. Hal itu turut menopang pertumbuhan M2.

Sedangkan Aktiva Luar Negeri Bersih tumbuh melambat yakni hanya sebesar 17,4 persen (yoy) dibanding Mei 2017 yang sebesar24,4 persen (yoy).

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017