Bandung, 1 Agustus 2017 (Antara) -- Pesatnya pertumbuhan infrastruktur di Indonesia sepatutnya juga diiringi oleh perkembangan pengelolaan risiko untuk mencegah dan menanggulangi bencana alam, khususnya banjir yang telah lama kerap terjadi di beberapa kota besar di Indonesia, terutama Jakarta.

Research, Development, & Innovation Senior Specialist Maipark Hengki Eko Putra memaparkan, bencana alam adalah hal yang tidak bisa dihindari dari kehidupan manusia; sulit untuk diprediksi datangnya, tapi risikonya bisa dikelola dengan optimal sehingga dapat menekan efek katastropik yang akan timbul.

Sektor asuransi dan reasuransi menjadi dua sektor terdepan yang berperan dalam mengelola risiko untuk meminimalisir dampak kerusakan properti dan korban jiwa yang disebabkan bencana alam.

"Industri asuransi tidak bisa menggunakan data statistik yang sama dari tahun ke tahun karena bencana alam sulit diprediksi," ujarnya saat melakukan presentasi di acara Asian Reinsurers' Summit 2017 di Bandung, Jawa Barat, Jumat (29/7).

Untuk itu, lanjut Hengki, Maipark menghadirkan solusi manajemen risiko banjir berbasis sains, yaitu CAT Model. CAT Model adalah solusi flooding model mutakhir yang dirancang bersama berbagai pihak yang meliputi pemerintah dan universitas.

"Jadi data yang telah kami rancang, akan kami bagikan ke perusahaan-perusahaan asuransi dan reasuransi sebagai panduan manajemen risiko bencana alam mereka," tambahnya.

Senada dengan Hengki, Direktur Utama Indonesia Re Frans Y. Sahusilawane mengatakan, industri asuransi dan reasuransi nasional telah sangat siap untuk memitigasi risiko bencana alam, sehingga diharapkan dampak dan kerusakan yang berpotensi timbul dapat ditekan.

"Dalam hal mitigasi risiko bencana alam, industri asuransi dan reasuransi Indonesia tidak kalah dengan industri internasional. Hal ini karena seluruh sektor; industri, pemerintah, hingga masyarakat bekerjasama," kata Frans.

Frans menambahkan, dengan dimitigasinya risiko bencana alam di Indonesia, hal ini secara tidak langsung berdampak pada peningkatan arus investasi asing di Indonesia. "Memang pengaruhnya tidak langsung, tapi jelas, melalui perusahaan asuransi dan reasuransi yang beroperasi di Indonesia, para calon investor akan mendapat gambaran akan keamanan dan keselamatan investasi mereka dari berbagai potensi bencana alam," tutup Frans.

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2017