London (ANTARA News) - Perusahaan yang menyediakan teknologi pemilihan umum di Venezuela selama lebih dari satu dekade, meragukan hasil pemungutan suara untuk majelis baru pada pekan lalu, dan mengatakan jumlahnya "dimanipulasi."

"Berdasarkan sistem kami, kami tahu, tanpa ragu, bahwa hasil pemilu baru-baru ini untuk memilih Majelis Konstituen Nasional telah dimanipulasi," ujar Antonio Mugica, kepala eksekutif Smartmatic, kepada wartawan di London.

Dia menambahkan, "Kami memperkirakan perbedaan antara partisipasi sebenarnya dan jumlah yang diumumkan oleh pihak berwenang setidaknya berjumlah satu juta suara."

Perusahaan Inggris itu menyesalkan kurangnya partisipasi dalam proses pemilihan pada Minggu dari partai oposisi, yang tidak menyediakan auditor atau mengirim perwakilan ke Pusat Tabulasi ketika laporan hasil dikeluarkan.

Mereka mencatat, beberapa partai politik biasanya menerima salinan hasil pemilu dari semua tempat pemungutan suara agar bisa melakukan perbandingan antara laporan salinan yang dicetak dengan hasil yang dipublikasikan komisi pemilihan.

"Protokol ini sudah diikuti di seluruh pemilihan umum Venezuela sejak 2004, kecuali untuk pemilu pada Minggu, karena oposisi tidak berpartisipasi," ujar Mugica.

Pejabat Venezuela mengatakan lebih dari 40 persen pemilih Venezuela yang berjumlah 20 juta orang memberikan suara hari Minggu.

Penerjemah: Try Reza Essra
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017