Saat ini, produk tekstil kita kena bea masuk di sana sebesar 12,5 persen. Sedangkan, Vietnam sudah nol persen karena ada agreement kedua negara...."
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mendorong perjanjian bilateral antara Indonesia dan Amerika Serikat untuk meningkatkan ekspor industri tekstil Indonesia ke Negeri Paman Sam tersebut.




“Saat ini, produk tekstil kita kena bea masuk di sana sebesar 12,5 persen. Sedangkan, Vietnam sudah nol persen karena ada agreement kedua negara. Jadi, perjanjian tersebut juga akan mendongkrak daya saing produk kita,” kata Airlangga di Jakarta, Kamis.

 

Nilai ekspor Indonesia ke AS pada tahun 2016 sebesar 9,13 miliar dollar AS. Adapun kelompok hasil industri yang juga memiliki nilai ekspor dengan tren positif, antara lain industri pengolahan kelapa sawit, furniture, pulp dan kertas, barang-barang kerajinan, elektronika, serta pengolahan alumunium.

 

Menurut Dirjen Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional (KPAII) Harjanto, untuk mengembangkan hubungan perdagangan dan investasi RI-AS, terdapat forum Trade Investment Council (TIC) tingkat menteri guna membahas dan menyelesaikan berbagai isu perdagangan dan investasi kedua negara. 




“TIC terdiri dari empat Working Group, yaitu WG on Industrial and Agricultural Products, WG on Illegal Logging and Associated Trade, WG on Intellectual Property Rights, dan WG on Investment,” ungkapnya.

 

Dalam perkembangannya, lanjut Harjanto, RI dan AS telah sepakat untuk membentuk Commercial Dialogue (CD) sebagai pelengkap makanisme kerja sama yang telah ada. 




“Commercial Dialogue merupakan kerja sama yang saling menguntungkan dan mengedepankan peran sektor swasta dalam memanfaatkan peluang investasi dan perdagangan antara kedua negara,” jelasnya.

 

Format dialog tersebut disepakati dalam dua track, yaitu pembahasan cross cutting issues dan issue per sektor. 




“Dialog diusulkan untuk fokus pada beberapa area kerjasama yaitu investment climate, trade expansion, small and medium enterprises, entrepreneurship, clean energy dan industrial cooperation,” pungkasnya.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017