Karakas (ANTARA News) - Nilai mata uang bolivar Venezuela jatuh 18 persen terhadap dolar Amerika Serikat pada Kamis di pasar gelap, menjelang peresmian badan legislatif, yang menurut oposisi akan memberi Presiden Nicola Maduro kekuatan menyeluruh baru.

Data mata uang, yang disediakan laman DolarToday, yang dilacak secara luas namun tidak jelas, menunjukkan bolivar turun di bawah 60 persen menjadi 17.981 bolivar per dolar selama satu bulan belakangan karena sejumlah negara mendesak Maduro mundur dari rencananya membentuk majelis konstituante itu.

Pemungutan suara, yang diboikot oposisi, diadakan pada Minggu.

Badan baru itu, yang akan diresmikan pada Jumat, akan memiliki kekuatan luas, termasuk menulis kembali konstitusi, demikian seperti dilansir Reuters.

Maduro mengatakan majelis baru tersebut akan membawa perdamaian ke negara kaya minyak namun tengah mengalami kesulitan ekonomi itu, setelah empat bulan demonstrasi oposisi di jalanan yang menyebabkan lebih dari 120 orang tewas.

Penurunan mata uang tersebut berarti bahwa upah minimum Venezuela sekarang bernilai hanya 1,50 dolar per minggu, meskipun banyak kenaikan oleh pemerintah dalam beberapa bulan terakhir. Inflasi mencapai tiga digit, yang diperburuk oleh penurunan mata uang serta kenaikan pasokan uang yang cepat - naik 10 persen hanya dalam satu minggu pada bulan lalu.

Seribu dolar dari uang lokal yang dibeli saat Maduro berkuasa pada April 2013 sekarang akan bernilai hanya 1,34 dolar.

Pada awal pekan ini, Pemerintah Amerika Serikat menjatuhkan sejumlah sanksi kepada Presiden Venezuela Nicolas Maduro sebagai respons atas keputusan Caracas menggelar pemungutan suara untuk memilih lembaga legislatif baru.

Penjatuhan sanksi itu adalah kebijakan paling keras pemerintahan Presiden Donald Trump yang sempat menyebut pemungutan suara di Venezuela sebagai pemilu yang "memalukan."

Sanksi kepada Maduro itu tidak meliputi hal-hal terkait minyak, meski pemerintah Amerika Serikat masih mempertimbangkannya, kata sejumlah sumber di Kongres dan seorang sumber lain di Gedung Putih.

Dalam saksi tersebut, semua aset Maduro yang berada di bawah yuridiksi Washington telah dibekukan. Selain itu, warga Amerika Serikat juga dilarang untuk melakukan hubungan bisnis dengannya, kata Kantor Aset Luar Negeri, Kementerian Keuangan Amerika Serikat.

Semua orang yang terlibat di dalam lembaga legislatif baru di Venezuela juga berpotensi akan menjadi subjek sanksi lebih lanjut dari Amerika Serikat, karena dianggap merusak demokrasi di negara tersebut.

Sanksi untuk Maduro berpeluang diikuti sanksi lain, yang menyasar pejabat tinggi pemerintahan Venezuela dan juga sektor minyak negara tersebut. Kebijakan lanjutan itu akan bergantung pada bagaimana pemerintah Venezuela menjalankan kongres baru, kata sumber Gedung Putih, yang mengetahui pengambilan kebijakan.
(Uu.G003)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017