Beijing (ANTARA News) - Sebanyak 143 pelaku penipuan yang beroperasi di Indonesia telah tiba di China dengan pengawalan ketat aparat, Jumat.

Kementerian Keamanan Publik China menyatakan bahwa para tersangka berasal dari berbagai wilayah provinsi di daratan Tiongkok yang telah melakukan penipuan hingga mencapai 20 juta Yuan atau sekitar Rp39 miliar.

Kementerian tersebut mengungkapkan bahwa para pelaku berada di Indonesia. Kemudian polisi China dari Tianjin, Hunan, Jilin, dan Sichuan menuju Indonesia untuk melakukan investigasi bersama kepolisian setempat, demikian laporan Peoples Daily.

Pada 29 Juli lalu, kepolisian kedua negara bertindak untuk menghancurkan sarang mereka sehingga berhasil menangkap 153 tersangka dan menyita beberapa perangkat yang digunakan untuk melakukan tindak kejahatan, seperti komputer dan kartu ATM.

Dari jumlah itu, sebanyak 143 tersangka telah dipulangkan ke China, sedangkan 10 lainnya masih dalam tahap penyidikan di Indonesia.

Kementerian Keamanan Publik mengungkapkan bahwa dalam menjalankan aksinya tersebut para pelaku berpura-pura menjadi polisi, jaksa, pejabat pengadilan untuk menakuti para pelanggar hak kekayaan intelektual dan kasus lainnya.

Pihak kementerian menegaskan bahwa Kepolisian China akan terus melakukan penindakan terhadap pelaku kejahatan dengan meningkatkan kerja sama dengan aparat penegak hukum negara lain serta membawa pelaku kejahatan ke pengadilan.

Media di China menampilkan foto para pelaku mengenakan rompi warna jingga (oranye) dan masker menuruni tangga pesawat China Eastern Airlines dengan pengawalan ketat personel berseragam hitam-hitam bersenjata lengkap.

Sementara itu, Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar RP Argo Yuwono menyatakan bahwa pihaknya tidak menetapkan satu pun para pelaku sebagai tersangka karena proses hukum mereka akan diselenggarakan di negara asal sebab, baik pelaku maupun korban berasal dari sana.

Para pelaku menjalankan aksinya di Bali, Surabaya, dan Jakarta.

Pewarta: M Irfan Ilmie
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017