Jakarta (ANTARA News) - Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Abra Talattov menilai target pertumbuhan ekonomi dalam APBN-P 2017 sebesar 5,2 persen akan sulit tercapai mengingat pertumbuhan ekonomi pada dua kuartal tahun ini hanya mencapai 5 persen.

Badan Pusat Statistik (BPS) baru saja merilis pertumbuhan ekonomi di triwulan II-2017 mencapai 5,01 persen, relatif stagnan karena sama dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi pada triwulan I-2017.

"Dengan melihat kinerja ekonomi Q2, target pertumbuhan 5,2 persen sulit tercapai. Alasannya, pertumbuhan konsumsi rumah tangga semakin sulit untuk tumbuh melesat," ujar Abra saat dhubungi Antara di Jakarta, Senin.

Pada triwulan II-2017, konsumsi rumah tangga hanya tumbuh 4,95 persen (yoy) atau hanya lebih tinggi 0,01 persen dibandingkan triwulan sebelumnya. Padahal, lanjutnya, pada tahun-tahun sebelumnya pertumbuhan konsumsi pada triwulan II umumnya jauh lebih tinggi dibandingkan triwulan I.

"Konsumsi rumah tangga yang selama ini menjadi penggerak utama perekonomian semakin terseok-seok, mencerminkan daya beli masyarakat yang melemah," kata Abra.

Abra menambahkan, indikator melemahnya daya beli masyarakat tersebut dapat dilihat dari melambatnya pertumbuhan sektor perdagangan dari 4,96 persen pada triwulan I-2017 menjadi hanya 3,78 persen pada triwulan II-2017.

Begitu pula dengan pertumbuhan sektor industri pengolahan yang pertumbuhannya melambat dari 4,24 persen pada triwulan I-2017 menjadi 3,54 persen pada triwulan II-2017.

"Padahal momen bulan puasa dan Lebaran secara alamiah terjadi peningkatan penjualan," ujar Abra.

BPS mencatat kinerja investasi atau Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) yang membaik telah memberikan kontribusi terhadap ekonomi pada triwulan II-2017 untuk tumbuh sebesar 5,01 persen (year on year). Pertumbuhan PMTB didorong oleh investasi berupa bangunan, kendaraan dan peralatan lainnya.

Investasi berupa bangunan pada periode tersebut tumbuh seiring dengan meningkatnya aktivitas pada sektor konstruksi seperti pembangunan infrastruktur.

Selain itu, investasi juga didukung oleh realisasi belanja modal pemerintah pusat pada APBN 2017 sebesar Rp35,7 triliun atau meningkat 4,36 persen dibandingkan periode sama tahun lalu.

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017