Gresik (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten Gresik, Jawa Timur, menggandeng Badan Bantuan Pembangunan Internasional Amerika (USAID IUWASH PLUS) untuk menuju percepatan layanan air minum yang aman dan sarana sanitasi yang layak pada 2019.

Bupati Gresik Sambari Halim Radianto di Gresik, Senin, mengatakan kerja sama kedua pihak ini untuk mendukung percepatan pengadaan seratus persen air bersih untuk masyarakat, dan penghilangan kawasan kumuh sampai nol persen dan seratus persen sanitasi.

"Ini adalah komitmen bersama untuk memperbaiki sanitasi dan layanan yang layak kepada masyarakat Gresik," kata Sambari usai menandatangani Nota Kesepahaman dengan USAID IUWASH PLUS Alifah Lestari di Ruang Rapat Puteri Cempo Kantor Bupati Gresik.

Sambari mengaku, dirinya masih belum percaya sepenuhnya mengenai data tentang cakupan air minum yang kini mencapai 55,00 persen, kemudian jaringan perpipanisasi 46,42 persen dan jaringan pipa yang terlindungi 8,58 persen.

Selain itu, kata Sambari, cakupan sanitasi layak sebesar 83,62 persen, akses sanitasi dasar sebesar 13,18 persen perlu terus diperbaiki.

"Oleh karena itu, kami berkomitmen terus untuk mewujudkan perbaikan sektor air minum dan sanitasi sekaligus mencapai target yang telah ditetapkan bersama di Kabupaten Gresik," katanya.

Perwakilan USAID, Alifah Lestari mengatakan program ini akan berkontribusi untuk membantu pemerintah Indonesia dalam mencapai target Akses Universial pada tahun 2019 dan "Sustainable Development Goals" (SDGs) pada tahun 2030.

"Bagi daerah, kemitraan ini menjadi kemitraan yang strategis, karena sebelumnya sudah ada kesepakatan antara Pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat yang telah dibangun selama ini," katanya.

Menurutnya, melalui program ini Pemkab Gresik menunjukkan komitmen yang tinggi dalam pelaksanaan program sanitasi total berbasis masyarakat (STBM).

"Kami harap upaya ini akan terus dilanjutkan untuk membantu masyarakat berpenghasilan rendah, agar mendapatkan akses terhadap sarana sanitasi yang layak dalam rangka memperbaiki kualitas hidupnya," tuturnya.

Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Daerah Gresik, Tugas Husni Syarwanto mengatakan pencapaian akses universal 2019 dan SDGs 2030 merupakan komitmen Bersama.

"Ini sesuai dengan program Kotaku dari Pemkab Gresik yang pernah dicanangkan pada 2016, dan dengan kesepahaman ini bisa saling mendukung dalam percepatan perbaikian santitasi air," katanya.

(T.A067/N002)

Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017