Kupang (ANTARA News) - Pembangunan Bendungan Raknamo di Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, sekarang sudah mencapai 93,5 persen, kata Kepala Teknik Pembangunan Bendungan Raknamo dari PT Waskita Karya (persero) Agasi Yudho Bestolova.

"Saat ini pembangunan bendungannya terus mengalami progress yang positif artinya bahwa terjadi percepatan pembangunan bendungan tersebut dari rencana awal hanya 44,58 persen sampai dengan Agustus ini menjadi 93,5 persen. Jadi kita punya defiasi fisik itu mencapai 50-an persen," katanya saat ditemui di Kupang, Selasa.

Ia mengatakan bendungan itu rencananya akan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada Desember 2017.

"Kita targetkan pada September nanti pembangunan fisiknya sudah selesai semuanya, dengan catatan bahwa tidak ada kejadian-kejadian yang tidak terduga yang dapat mengganggu pembangunan bendungan tersebut," ujarnya.

Hingga saat ini, menurut dia, tidak terlalu banyak kendala yang dihadapi dalam pembangunannya. Namun, karena ada penambahan pembangunan maka total Agustus ini baru mencapai 93,5 persen.

Pembangunan bendungan itu dipercepat dengan alasan karena cuaca serta alam yang sangat bersahabat selama proses pembangunan.

Hingga saat ini pembangunan bangunan pelimpah, menurutnya, telah selesai dibangun, jalan akses masuk ke kawasan bendungan juga sudah selesai, pekerjaan main dam atau bendungan utama lanjutnya masih tersisa batu permukaan paling luar bendungan utama yang berada di daerah hilir bendungan, sementara untuk hulunya sudah dinyatakan selesai 100 persen.

Kemudian juga jalan lingkar bendungan, kata Agasi, saat ini tengah dalam pengerjaan dan dari panjang 8 kilometer saat ini masih dalam pengerjaan, terselesaikan 3 kilometer.

"Sisanya nanti tinggal persiapan untuk pengisian air saja. Dan kita berharap September nanti bisa selesai," tuturnya.

"Kita targetkan juga mudah-mudahan sertifikat pengisian itu bisa didapatkan, sehingga tahun ini juga sudah bisa dilakukan proses pengisian saat musim hujan nanti," katanya menambahkan.

Bendungan Raknamo di Desa Raknamo merupakan salah satu bendungan dari tujuh bendungan yang menjadi perhatian Kementerian Pekerjaan Umum untuk mengatasi masalah air baku di NTT.

Bendungan dengan luas 147 hektare yang mulai dibangun Desember 2014 ini menghabiskan dana sebesar Rp760 miliar dengan kapasitas air nantinya mencapai 14,09 juta meter kubik.

Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017