Chicago (ANTARA News) - Korban meninggal akibat gempa berkekuatan 7,0 yang mengguncang daerah terpencil di Provinsi Sichuan di bagian barat-daya pada Selasa malam telah naik jadi sembilan, kata Kantor Penerangan Pemerintah Provinsi pada Rabu.

Hingga pukul 05.00 waktu setempat, guncangan tersebut telah menewaskan sembilan orang, dan melukai 164 orang lagi.

Sebanyak lima orang yang meninggal adalah pelancong ke objek wisata terkenal Jiuzhaigou di daerah pusat gempa Kota Kecil Zhangzha, Kabupaten Jiuzhaigou.

Gempa bumi mengguncang Jiuzhaigou pada pukul 21.19 waktu Beijing, Selasa, dan pusat gempa dipantau berada pada 33,2 derajat Lintang Utara dan 103,82 Derajat Bujur Timur, kata Xinhua.

Gempa itu terjadi pada kedalaman 20 kilometer, kata Pusat Jaringan Gempa Tiongkok (CENC).

Jiuzhaigou, atau Lembah Jiuzhai, adalah taman nasional yang terkenal karena air terjunnya yang spektakuler. Lebih dari 34.000 orang mengunjungi daya tarik wisata tersebut pada Selasa.

Sejauh ini, 31.500 pelancong telah dipindahkan ke tempat aman.

Pemerintah lokal telah mengatur bus pariwisata dan kendaraan milik pribadi untuk segera meninggalkan daerah yang terpengaruh guna membantu mengangkut pelancong yang terjebak.

Pasokan listrik, komunikasi air di kabupaten itu pada dasarnya dilaporkan telah pulih.

Sejauh ini, Kabupaten Jiuzhaigou telah mengirim lebih dari 90 kendaraan darurat dan 1.200 personel untuk ikut dalam upaya pertolongan.

Distrik tersebut juga mengirim konsultan ke hotel, penginapan di pedesaan dan jalan untuk memberi layakan penyuluhan yang mungkin diperlukan buat pelancong.

Guncangan dirasakan di Ibu Kota Provinsi itu, Chengdu, sekitar 300 kilometer di sebelah selatan pusat gempa, dan wilayah lain di Provinsi Gansu serta Shaanxi, yang bertetangga.

Sichuan adalah wilayah yang rentan gempa. Pada Mei 2008, gempa bumi dengan kekuatan 8,0 mengguncang Wenchuan dan menewaskan lebih dari 80.000 orang.

Pada 2013, gempa berkekuatan 7,0 mengguncang Lushan, serta menewaskan 196 orang.
(Uu.C003)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017