Roma, Italia (ANTARA News) - Sebuah badan amal Katolik Belgia pada Kamis waktu setempat menyatakan menerima peringatan dari Paus Fransiskus untuk berhenti menawarkan eutanasia di rumah sakit jiwanya sampai akhir bulan atau akan menghadapi pengusiran.

Dewan direksi kelompok Brothers of Charity, yang mengelola 15 rumah sakit di Belgia, menyetujui penggunaan eutanasia pada musim semi karena dewan menganggap itu "praktik medis".

Rumah sakit-rumah sakit tersebut awalnya merujuk pasien yang meminta eutanasia ke pusat kesehatan lainnya.

"Brothers of Charity menentang eutanasia," kata Rene Stockman,  kepala badan amal yang berbasis di Roma itu.

Ia tidak setuju dengan keputusan tersebut dan menyampaikan keluhan ke Vatikan. "Kami sepenuhnya menghormati kehidupan."

Belgia melegalkan eutanasia pada 2002, menjadi negara kedua di dunia yang melakukannya setelah Belanda, dan mencatat rekor 2.021 kasus eutanasia pada 2015.

Undang-undang tersebut diamendemen pada 2014 untuk memungkinkan eutanasia bagi anak-anak di bawah umur yang menderita penyakit yang tidak dapat disembuhkan jika mereka mampu mengambil keputusan secara rasional mengenai nasib mereka.

Menurut Stockman, tiga pastor di dewan tersebut yang menyetujui perintah eutanasia harus menandatangani surat bersama sebelum akhir bulan yang menyatakan mereka menolak praktik itu.

Anggota dewan lainnya juga harus mengeluarkan keputusan yang mencabut keputusan untuk mengizinkan eutanasia dilakukan di rumah sakit milik badan amal itu.

Brothers of Charity, sebuah ordo keagamaan yang berbasis di Roma dengan misi di lebih dari 20 negara di seluruh dunia, didirikan di Belgia pada 1807 untuk membantu orang miskin. Badan amal tersebut mengelola sekolah, rumah sakit dan pusat bagi penyandang disabilitas di Belgia, demikian menurut warta kantor berita AFP. (mr)


Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017