Data ekonomi domestik yang membaik dan diiringi meredanya permintaan terhadap dolar AS, menopang pergerakan rupiah
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Senin sore, bergerak menguat sebesar 23 poin menjadi Rp13.337 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.360 per dolar Amerika Serikat (AS).

Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, Senin mengatakan mata uang domestik menguat terhadap dolar AS merespon data Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) triwulan II 2017 yang mencatat surplus sehingga pelaku pasar kembali melakukan akumulasi terhadap aset berdenominasi rupiah.

"Data itu menunjukkan aktivitas perekonomian nasional masih cukup stabil," katanya.

Bank Indonesia mencatat, Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) triwulan II 2017 surplus sebesar 0,7 miliar dolar AS ditopang oleh surplus transaksi modal dan finansial yang lebih besar dari defisit transaksi berjalan. Surplus NPI itu mendorong peningkatan posisi cadangan devisa menjadi 123,1 miliar dolar AS pada akhir triwulan II 2017.

Ia menambahkan bahwa sentimen dari eksternal mengenai data inflasi Amerika Serikat pada Juli tahun ini yang di bawah estimasi pasar dapat membuat kenaikan suku bunga The Fed diperkirakan belum dilakukan dalam waktu dekat, kondisi itu memicu permintaan dolar AS mereda.

"Data ekonomi domestik yang membaik dan diiringi meredanya permintaan terhadap dolar AS, menopang pergerakan rupiah," katanya.

Kendati demikian, lanjut dia, risiko terkait geopolitik di semenanjung Korea masih menjadi salah satu faktor yang masih diwaspadai oleh pelaku pasar sehingga pergerakan rupiah relatif terbatas.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Senin ini (14/8) mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat ke posisi Rp13.344 dibandingkan hari sebelumnya (Jumat, 11/8) Rp13.370 per dolar AS.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017