Kalau Indonesia mau kuat, persoalan di provinsi-provinsi yang paling tertinggal harus diatasi dulu
Jakarta (ANTARA News) - Kongres Diaspora Indonesia ke-4 (CID-4 Global Summit) di Jakarta pada 21-22 Agustus 2017 akan menyediakan sesi pleno khusus membahas pembangunan Papua dan Papua Barat.

"Acara diaspora kali ini akan memberikan pendampingan dan lebih fokus untuk membangun Papua dan Papua Barat," kata Edward Wanandi dari panitia CID-4 Global Summit, dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa.

Sesi pleno berjudul "Break-through Education and Telemedicine Initiative for Papua and West Papua" akan diselenggarakan pada hari pertama kongres dengan menghadirkan Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri PPN/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro sebagai pembicara.

"Karena Pak Luhut yang mengajak kita melaksanakan visi dan misi pembangunan di Papua, khususnya untuk pendidikan dan kesehatan," ujar Edward.

Ketua Penyelenggara CID-4 Global Summit Herry Utomo menjelaskan terobosan yang akan dilaksanakan diaspora Indonesia di Papua adalah program sekolah berasrama dan pemanfaatan teknologi untuk menunjang kesehatan (telemedicine).

Kedua program yang akan diintegrasikan dengan teknologi satelit ini diharapkan menjadi solusi untuk mengatasi hambatan konektivitas di daerah-daerah yang masih terisolasi di Papua.

"Dengan menggunakan satelit orbit bumi menengah (MEO) dan sistem yang bisa didistribusikan dengan baik maka hambatan-hambatan isolasi ini bisa diatasi," ujar Herry.

Teknologi ini diklaim juga akan membantu proses pembimbingan di sekolah berasrama dengan melibatkan 70 profesor dari Amerika Serikat.

Kedua program terobosan itu adalah kontribusi nyata diaspora Indonesia dalam membangun Papua dan Papua Barat demi mewujudkan misi Indonesia menjadi 10 bangsa paling kuat dunia pada 2050.

"Kalau Indonesia mau kuat, persoalan di provinsi-provinsi yang paling tertinggal harus diatasi dulu," kata Herry.

Selain Papua, CID-4 Global Summit juga akan menyelenggarakan tiga sesi pleno lain untuk membahas inisiatif energi guna memenuhi kebutuhan listrik, advokasi dan bantuan hukum bagi diaspora, Kartu Diaspora dan sistem pembayaran.

Pada hari kedua kongres akan digelar 32 break-out sessions yang terdiri dari 120 topik yang akan dipresentasikan oleh 110 pembicara diaspora yang ahli pada bidangnya masing-masing.

Kongres yang diselenggarakan Indonesian Diaspora Network Global itu akan ditutup dengan 30 program diaspora dalam bentuk kunjungan, observasi lapangan, dan pendampingan di berbagai desa mulai Papua, Ambon, Sulawesi, Jawa, Sumatera, hingga Pulau Seribu.

Pewarta: Yashinta Difa
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017