Manado (ANTARA News) - Stasiun Geofisika Manado, Sulawesi Utara memastikan bahwa hasil update gempa tektonik 4,9 Skala Richter yang terjadi di laut pada jarak 197 kilometer arah timur Kota Huwai, Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Propinsi Maluku pada kedalaman 149 kilometer, tidak berpotensi Tsunami.

"Artinya guncangan gempa bumi ini berpotensi dirasakan hanya oleh beberapa orang dan tidak berpotensi merusak bangunan. Sampai saat ini belum ada laporan yang dirasakan dari masyarakat setempat," kata Irwan di Manado, Rabu.

Kepala Stasiun Geofisika Manado Irwan Slamet mengutip Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG mengatakan, dampak yang digambarkan oleh peta tingkat guncangan (shakemap) BMKG menunjukkan bahwa guncangan berpotensi dirasakan di daerah Pulau Damar, Pulau Babar dan Pulau Sermata dalam skala intensitas II SIG-BMKG atau III MMI.

Dia menjelaskan, penyebab terjadinya gempa tektonik ini diperkirakan akibat aktivitas subduksi lempeng ke arah barat di bawah Laut Banda yang menyebabkan terjadinya deformasi/patahan batuan pada kedalaman 149 kilometer di zona "Deep Weber" bagian selatan.

Gempa bumi Laut Banda ini, lanjut dia, termasuk dalam klasifikasi berkedalaman menengah yang tidak membahayakan.

Meskipun gempa bumi ini terjadi di laut, tetapi hasil pemodelan yang dilakukan BMKG menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi Tsunami.

Dia menambahkan, hingga pukul 10:05 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock).

"Kepada masyarakat di sekitar wilayah Kabupaten Maluku Tenggara Barat diimbau tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," ajaknya.

Sebelum terinformasi gempa terjadi di 232 kilometer barat laut Maluku Tenggara Barat dengan kekuatan 5,0 Skala Richter pada pukul 09:42:49 WIB dengan kedalaman 156 kilometer, Rabu.

Pewarta: Karel A Polakitan
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017