Jakarta (ANTARA News) - Ketua Komisi XI DPR RI, Melchias Marcus Mekeng, mempertanyakan mengenai sumber penerimaan negara untuk mencapai pertumbuhan ekonomi dalam Rancangan Undang-Undang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2018 yang ditargetkan 5,4 persen.

"Sampai akhir tahun pemerintah harus mengejar pertumbuhan ekonomi 5,2 persen (APBN-P 2017). Harus ada penambahan 0,2 dikali sekitar Rp13 ribu triliun. Pemerintah harus tahu mencari tambahnya dari mana," kata Mekeng ditemui usai Sidang Paripurna DPR RI di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu.

Politisi Partai Golkar tersebut menyebutkan beberapa kemungkinan sumber penerimaan negara di 2018, seperti investasi, belanja modal BUMN, atau penerimaan pajak setelah implementasi pertukaran informasi otomatis (AEOI).

"Itu yang membuat kita punya PDB (produk domestik bruto) ekspansi," kata Mekeng.

Ia juga mengatakan DPR masih akan membahas lebih lanjut dengan pemerintah mengenai target-target indikator ekonomi makro yang tercantum dalam RAPBN 2018.

"Ini kan rancangan, DPR masih akan challenge lagi. Dulu sewaktu pembicaraan pendahuluan 5,2 - 5,6 persen, dan pemerintah ambil moderat di 5,4 persen. Penaikan 0,2 persen (dibanding 2017) itu dari mana?," ucap Mekeng.

Sebagaimana diketahui, pertumbuhan ekonomi di RAPBN 2018 ditargetkan sebesar 5,4 persen. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan pertumbuhan ekonomi tersebut akan dicapai melalui dukungan konsumsi masyarakat yang terjaga, peningkatan investasi, dan perbaikan kinerja ekspor dan impor.

Asumsi dasar ekonomi makro yang ditetapkan tersebut didasarkan pada kondisi perekonomian terkini serta memperhatikan proyeksi perekonomian mendatang, sehingga diharapkan akan lebih mencerminkan kondisi di 2018.

Pewarta: Calvin B
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017