Jakarta (ANTARA News) - Pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada Jumat ditutup menguat tipis sebesar 1,89 poin meski dibayangi gejolak tekanan jual di bursa saham kawasan Asia.

IHSG BEI ditutup naik 1,89 poin atau 0,03 persen menjadi 5.893,84 poin. Sementara itu kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak menguat 0,04 poin (0,00 persen) menjadi 982,39 poin.

"IHSG kembali bergerak menguat meski tipis di tengah gejolak tekanan jual pada aset berisiko di Asia dan global. Indeks sektor konsumer kembali menjadi penopang IHSG disusul indeks sektor pertambangan," kata analis Reliance Securities Lanjar Nafi di Jakarta, Jumat.

Menurut dia, optimisme kemampuan konsumen dan naiknya harga komoditas tambang di tengah kekhawatiran geopolitik menjadi faktor utama bagi investor untuk tetap mengleksi sagam-saham sektor konsumer dan pertambangan.

Ia menambahkan bahwa sebagian investor yang berspekulasi akan adanya penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI 7-Day Reverse Repo Rate) pada kebijakan moneter pekan depan turut menjadi salah satu penopang bagi IHSG.

Kendati demikian, lanjut dia, investor asing yang kembali mencatatkan aksi lepas saham masih mejadi salah satu faktor yang menahan penguatan IHSG lebih tinggi. Berdasarkan data perdagangan Bursa Efek Indonesia pada (Jumat, 18/8), investor asing mencatatkan jual bersih atau "foreign net sell" sebesar Rp278,12 miliar.

Sementara itu tercatat frekuensi perdagangan sebanyak 292.512 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 6,463 miliar lembar saham senilai Rp6,647 triliun. Sebanyak 174 saham naik, 160 saham menurun, dan 121 saham tidak bergerak nilainya atau stagnan.

Bursa regional, di antaranya indeks bursa Nikkei turun 232,22 poin (1,18 persen) ke 19.470,41, indeks Hang Seng melemah 296,65 poin (1,08 persen) ke 27.047,57, dan Straits Times melemah 7,40 poin (0,27 persen) ke posisi 3.260,06.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017