Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Jumat sore, bergerak melemah sebesar 12 poin menjadi Rp13.370 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.358 per dolar Amerika Serikat (AS).

"Pergerakan rupiah masih cenderung melemah, namun relatif terbatas seiring berkurangnya minat atas aset-aset berdenominasi dolar AS menyusul kondisi politik di Amerika Serikat yang kurang kondusif," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Jumat.

Ia mengemukakan bahwa rumor pengunduran diri Ketua Dewan Ekonomi Nasional AS Gary Cohn menunjukan kondisi politik di Negeri Paman Sam kurang kondusif. Jika pejabat itu benar mengundurkan diri berarti lebih dari 10 anggota dewan penasihat Presiden AS Donald Trump di bidang ekonomi telah keluar dari lembaga kepresidenan.

"Situasi itu sekaligus memunculkan ketidakpastian kebijakan stimulus ekonomi di Amerika Serikat," katanya.

Di sisi lain, lanjut dia, sikap investor di kawasan negara-negara Euro menyusul teror di Barcelona, Spanyol juga turut membuat stabilitas keamanan di Eropa terganggu, yang akhirnya memicu pelaku pasar uang memburu mata uang yen Jepang yang dianggap sebagai mata uang "safe haven" saat ini sehingga pergerakan dolar AS menjadi terbatas.

Selanjutnya, ia mengatakan bahwa fokus pelaku pasar uang akan tertuju pada data klaim pengangguran Amerika Serikat. Hasil data klaim pengangguran AS yang lebih rendah dari estimasi dapat mendorong dolar AS lebih tinggi.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Jumat ini (18/8) mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat ke posisi Rp13.368 dibandingkan posisi sebelumnya Rp13.374 per dolar AS.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017