Nusa Dua, Bali (ANTARA News) - Rencana BUMN PT Pengembangan Pariwisata Indonesia atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) mengembangkan kawasan wisata terpadu di Bali bagian utara, menunggu penyelesaian aspek legalitas sebagian lahannya.

"Kami sudah survei lahan di Bali utara yang ditawarkan pemerintah provinsi. Saat ini masih dikaji dan didalami mengingat dari 600 hektar ada sebagian lahan, yang masih terikat perjanjian dengan pihak lain. Sekarang dalam proses penyelesaian aspek legalitasnya," kata Direktur Utama PT ITDC (Persero) Abdulbar M Mansoer di Nusa Dua, Bali, Jumat.

Ia memastikan bahwa ITDC hanya melakukan pengembangan di lahan yang sudah "clear" sebagaimana saat mengembangkan kawasan Nusa Dua tahun 1980-an. Pihak Pemprov Bali sudah menyampaikan komitmennya untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Abdulbar menegaskan begitu permasalahan lahan selesai, ITDC siap melakukan studi kelayakan untuk pengembangan destinasi wisata terpadu di Bali utara. Sehingga nanti akan ada kawasan seperti Nusa Dua di sana.

Ia juga mengingatkan pembangunan wilayah utara Bali yang tertinggal dibandingkan di selatan memerlukan peningkatan akses konektivitas, terutama soal infrastruktur.

Bandara dan jalan tol baru tersedia di selatan sedangkan Bali utara belum ada. Akses jalannya juga belum selebar di wilayah selatan. "Sekarang dari Buleleng ke bandara Ngurah Rai butuh waktu empat jam, sementara tingkat toleransi yang diinginkan turis ke bandara rata-rata 1-2 jam saja," katanya.

Oleh karena itu ITDC menyambut baik keinginan Pemprov Bali mempercepat rencana pembangunan bandara internasional dan jalan tol di Bali utara. "Kabarnya sudah ada investor yang berminat serius membangun bandara baru dan jalan tol dari Buleleng ke selatan," katanya.

Menurut dia, letak geografis kawasan Bali utara juga diuntungkan karena dekat dengan Banyuwangi, Jawa Timur. Saat ini pemerintah sedang membangun jalan Trans-Jawa hingga Banyuwangi. Jika itu sudah selesai maka diharapkan konektivitas Banyuwangi dengan Bali semakin meningkat. Apalagi di Banyuwangi sudah ada bandara internasional.

Abdulbar menjelaskan potensi pariwisata di wilayah utara sangat bagus. Pengembangan kawasan wisata di sana bisa dipadukan antara wisata konvensi (MICE) seperti Nusa Dua dengan wisata berbasis komunitas (community base tourism).

"Jadi selain membangun hotel-hotel berbintang juga bisa dikembangkan wisata alam karena kondisi alam di utara unik. Kalau di selatan kan cuma pantai tetapi di utara selain pantai juga ada pegunungan, pulau, danau di atas gunung. Tradisi masyarakatnya juga jauh lebih kuat dibandingkan selatan," katanya.

Mengenai kebutuhan biaya investasi untuk pengembangan kawasan seluas 600 hektare di utara Bali, Abdulbar belum bisa memastikannya. Tetapi sebagai gambaran ia menyampaikan bahwa untuk mengembangkan kawasan wisata seluas 1.175 hektare di Mandalika, ITDC menyediakan dana sekitar Rp3,3 triliun.

ITDC merupakan BUMN yang bergerak di bidang pengembangan destinasi wisata nasional. Selain di Nusa Dua, perseroan juga menggarap proyek pengembangan destinasi wisata baru di Mandalika, Nusa Tenggara Barat.

(T.F004/A026)

Pewarta: Faisal Yunianto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017