Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Luar Negeri bekerja sama dengan Universitas Sriwijaya dan Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang, Sumatera Selatan, membuka Pusat Studi ASEAN untuk masing-masing perguruan tinggi itu di Palembang.

Hal itu disampaikan dalam keterangan pers dari Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN, Kementerian Luar Negeri, yang diterima di Jakarta, Selasa.

Pembentukan Pusat Studi ASEAN ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman antara Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN, Kementerian Luar Negeri dengan kedua universitas tersebut.

Ada pun Nota Kesepahaman itu adalah tentang Kerja Sama Bidang Pendidikan, Penelitian/Pengkajian dan Pengabdian kepada Masyarakat.

Rektor Universitas Sriwijaya, Anis Saggaff menyampaikan bahwa kerja sama itu telah lama ditunggu oleh pihak perguruan tinggi tersebut. Universitas Sriwijaya selama ini sudah bekerja sama dengan beberapa perguruan tinggi di negara-negara ASEAN, seperti Malaysia dan Vietnam.

Anis berharap agar kedepannya kerja sama dapat dikembangkan melalui kegiatan pengajaran oleh pejabat-pejabat Kementerian Luar Negeri.

Sementara itu, Rektor UIN Raden Fatah, M Sirozi, menilai pembukaan PSA di Palembang menjadi momentum penting karena sesuai dengan visi UIN Raden Fatah Palembang dan kota Palembang untuk melakukan internasionalisasi nilai-nilai ke-Indonesia-an dan keislaman.

Sekretaris Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri, Ashariyadi, menyambut baik kerja sama pembukaan PSA yang dinilai akan memperkaya wawasan melalui kajian-kajian ilmiah yang dilakukan oleh PSA.

Menurut Ashariyadi, PSA memiliki peran penting sebagai salah satu sarana untuk mendekatkan ASEAN kepada kalangan perguruan tinggi dan masyarakat umum, selaras dengan semangat ASEAN yang berorientasi dan berpusat pada rakyat.

"Dengan dibentuknya dua PSA baru di Palembang, maka jumlah PSA hingga saat ini berjumlah 39 buah, yang tersebar dari Banda Aceh hingga Ambon," ujar dia. 

Pewarta: Yuni Arisandy
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017