Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia memastikan penurunan suku bunga acuan atau BI 7-day Reverse Repo Rate (BI 7-day RR Rate) sebesar 25 basis poin menjadi 4,5 persen, dari sebelumnya 4,75 persen, sebagai upaya untuk menjaga stabilitas dan mendukung pemulihan ekonomi.

"Penurunan suku bunga kebijakan diharapkan dapat memperkuat intermediasi perbankan sehingga memperkokoh stabilitas sistem keuangan dan mendukung pertumbuhan ekonomi lebih tinggi," kata Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa malam.

Agus mengatakan kebijakan penurunan suku bunga ini konsisten dengan adanya ruang pelonggaran moneter yang tercermin dari rendahnya realisasi dan perkiraan inflasi 2017 dan 2018 dalam sasaran yang ditetapkan serta terkendalinya defisit transaksi berjalan dalam batas aman.

"Penurunan suku bunga acuan ini akan diikuti dengan penurunan suku bunga instrumen moneter lainnya," tambah Agus.

Ia mengatakan kebijakan ini juga didukung oleh risiko eksternal terkait dengan rencana kenaikan Fed Fund Rate (FFR) yang diperkirakan hanya satu kali lagi dan normalisasi neraca bank sentral AS yang mereda sehingga perbedaan suku bunga dalam dan luar negeri Indonesia tetap menarik.

Untuk itu, Agus memastikan Bank Indonesia terus memperkuat bauran kebijakan moneter, makroprudensial dan sistem pembayaran guna menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

"Bank Indonesia juga akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas lainnya untuk memastikan pengendalian inflasi, penguatan stimulus pertumbuhan dan reformasi struktural berjalan dengan baik sehingga mampu menopang pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," ujarnya.

Sebelumnya, Rapat Dewan Gubernur pada 21-22 Agustus 2017 memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan menjadi 4,5 persen, suku bunga Deposit Facility menjadi 3,75 persen dan Lending Facility menjadi 5,25 persen, berlaku efektif sejak 23 Agustus 2017.

Pewarta: Satyagraha
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017