Jakarta (ANTARA News) - Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Sidarto Danusubroto mengapresiasi upaya Kementerian Pertanian yang tegas terhadap mafia di sektor pangan.

"Presiden memiliki concern untuk memberantas mafia di semua bidang, khususnya masalah pangan. Tidak boleh lagi ada celah yang dikuasai mafia," ujarnya ketika menghadiri persiapan Rembuk Nasional 2017 di Gedung Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian (Kementan), Jakarta, Selasa.

Rembuk Nasional 2017 yang akan dihelat pada pertengahan September 2017 bertujuan untuk memberikan masukan kepada pemerintah dan mengkomunikasikan kepada publik tentang apa yang sudah dan belum dilakukan selama 3 tahun serta mengkomunikasikan berbagai kendalanya.

Selain itu, untuk mengkomunikasikan kepada publik tentang berbagai terobosan yang dilakukan pemerintah untuk mewujudkan target pembangunan.

Rembuknas 2017 diharapkan dapat melahirkan kebijakan untuk membangun daya saing bangsa dan percepatan pembangunan.

Pada kesempatan itu Sidarto yang juga mantan Ketua MPR RI itu memberikan apresiasi terhadap peningkatan produksi empat komoditas strategis sejak 2016 hingga 2017 sehingg memenuhi kebutuhan nasional dan kelebihannya di ekspor.

"Saya apresiasi apa yang dilakukan Mentan selama tiga tahun mewujudkan swasembada pangan dan melawan mafia pangan," ujarnya.

Pada kesempatan itu Mentan Amran Sulaiman menyampaikan tentang program, capaian kebijakan pembangunan pertanian yang mana pada 2016 telah dicapai swasembada padi, bawang merah dan cabai.

Kemudian 2017 ditargetkan swasembada jagung, dan tahun 2019 ditargetkan swasembada bawang putih dan gula konsumsi.

Sedangkan swasembada kedelai ditargetkan 2020, swasembada gula industri pada 20124 , swasembada daging sapi 2026 dan pada 2045 Kementerian Pertanian menargetkan Indonesia menjadi lumbung pangan dunia.

"Komoditas beras, bawang merah dan cabai kita sudah tidak impor mulai tahun 2016, jagung di tahun 2017 tidak ada impor dan di tahun 2017 kita ekspor bawang merah membalikan keadaan ke Thailand dan tingkatkan ekspor ke beberapa negara Asia Tenggara. Tahun 2019 kita targetkan swasembada bawang putih bahkan kedelai kita optimis bisa diwujudkan tahun 2019," ujar Amran.

Selain itu, tambahnya, mulai 2017 Kementan tertekad akan mengembalikan kejayaan rempah Indonesia yang dulu menguasai pasar dunia seperti pala, kopi, cengkeh dan lada. Komoditas kopi saat ini berada di peringkat 4 dunia, sehingga akan diupayakan minimal berada di peringkat 2 dunia.

"Kami optimistis bisa wujudkan. Tahun ini kami mulai kerjakan beri bantuan paket komplit secara gratis, anggaran disiapkan Rp5,5 triliun untuk komoditas hortikultura dan perkebunan," katanya.

Pewarta: Subagyo
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2017