Bogor (Antara) -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyelenggarakan workshop e-smart Industri Kecil dan Menengah (IKM) di Bogor dengan melibatkan 50 IKM bidang logam, permesinan dan alat angkut untuk wilayah Jabodetabek.

"Kegiatan ini dilakukan untuk mensosialisasikan kebijakan dan program pemerintah bagi pelaku IKM untuk memperluas akses pemasaran melalui sarana e-commerce. Keuntungan pemanfataan teknologi digital bagi pelaku IKM berupa kenaikan pendapatan dan kemungkinan menjadi lebih inovatif," kata Direktur Jenderal (Dirjen) IKM Kemenperin, Gati Wibawaningsih di Bogor, Kamis (24/8).

Hingga tahun 2019, menurut Gati, pihaknya menargetkan jumlah IKM yang tergabung dalam skema e-Smart akan mencapai 10.000 IKM dengan total jumlah produk sebanyak 30.000 produk. Untuk tahun ini, ditargetkan jumlah IKM yang masuk ke dalam program e-Smart mencapai 1000 IKM dengan jumlah produk sebanyak 3000 produk.

"Diharapkan marketplace Indonesia akan dibanjiri produk unggulan IKM dari sektor fashion, makanan, minuman, kerajinan, perhiasan, furniture, herbal dan produk logam. Untuk wilayah kabupaten Bogor, e-Smart akan digulirkan di sentra IKM logam Citereup yang meliputi 4 desa yaitu Tarikolot, Gunungsari, Pasir Mukti dan Sukahati yang jumlahnya mencapai 1000 pelaku IKM," papar dia.

Gati menilai, jika produk after market yang dihasilkan sentra IKM mengalami kenaikan angka penjualan, akan menarik produksi komponen dan industri pendukungnya. Saat ini, produk IKM nasional memiliki kualitas yang tinggi dan berdaya saing seperti produk alat kesehatan, alat pemadam kebakaran, peralatan rumah tangga maupun komponen otomotif.

"Untuk memperkuat kualitas produk IKM, termasuk yang tergabung di dalam e-smart, kami akan melakukan pembinaan bagi IKM melalui fasilitas penguatan sumber daya manusia dengan program bimbingan teknis, pendampingan dan sektor. Akan diberikan pula program restrukturisasi mesin peralatan, peningkatan kualitas produk hingga penguatan sentra IKM," ujarnya.

Saat ini, lanjut Gati, distribusi produk IKM hingga ke konsumen khususnya IKM alat kesehatan maupun peralatan rumah tangga, masih terlalu panjang, sehingga harga jual produk ke konsumen melalui distributor sangat mahal. Pemerintah akan memutus mata rantai agar konsumen bisa membeli produk langsung ke pelaku IKM.

"Pelaku IKM diharapkan mendaftarkan produknya ke dalam e-Katalog sehingga instansi pemerintah yang akan membeli produk bisa membeli langsung dari IKM. Selain itu, melalui program e-Smart, pelaku IKM bisa menjual produknya di situs jual beli seperti bukalapak, kedepannya akan dijajaki perusahaan e-Commerce seperti Tokopedia, Lazada maupun Blibli.com," tutur Gati.

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2017