Nusa Dua, Bali (ANTARA News) - Indonesia sebagai penyelenggara Pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional (IMF)-Bank Dunia pada 2018, sebaiknya tidak hanya menargetkan sukses penyelenggaraan tapi juga harus memperoleh manfaat dari kegiatan besar tersebut, misalnya dengan mengagendakan pembiayaan infrastruktur.

Dalam sebuah diskusi di Nusa Dua, Kamis, sejumlah pembicara sepakat bahwa Indonesia harus mendapatkan manfaat dari penyelenggaraan kegiatan besar tersebut, baik manfaat jangka pendek maupun jangka panjang.

Diskusi yang dipandu oleh Ketua Satuan Tugas Pertemuan Tahunan 2018 IMF-Bank Dunia dari Bank Indonesia, Peter Jacobs, menampilkan ekonom Bank Permata Josua Pardede, Direktur Eksekutif INFID, Sugeng Bahagio dan Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali, Ida Bagus Agung Partha Adnyana.

Sugeng Bahagio mengatakan, penyelenggaraan kegiatan yang menunjukkan adanya kepercayaan dunia kepada Indonesia itu jangan hanya diukur dengan sukses Indonesia sebagai penyelenggara kegiatan, tapi juga harus mendapatkan manfaat yang nyata.

Indonesia, katanya, harus bisa mengagendakan pembahasan yang menyangkut ketenagakerjaan, pertumbuhan ekonomi, investasi, bahkan termasuk pembiayaan yang saat ini sangat dibutuhkan Indonesia dalam melaksanakan pembangunan infrastruktur.

"Jangan sampai IMF atau Bank Dunia yang mempengaruhi kita, tapi justru Indonesia yang harus bisa mempengaruhi agenda pembangunan dunia," kata Sugeng.

Karena itu, katanya, dalam kegiatan tersebut Indonesia tidak hanya menunjukkan keberhasilan dalam sejumlah sektor, tapi juga bisa memperoleh masukan dari negara lain untuk menyelesaikan masalah yang masih dihadapi Indonesia seperti peningkatan kualitas tenaga kerja, penguatan peran perempuan, strategi digital, dan partisipasi generasi milenial.

Sementara Josua Pardede mengatakan jika pembiayaan infrastruktur diagendakan maka itu berarti Indonesia mampu mengoptimalkan pertemuan tersebut karena mendapatkan manfaat jangka panjang.

Indonesia, katanya, masih menjadi tujuan investasi yang menarik sehingga momentum tersebut dapat juga dimanfaatkan untuk menggenjot investasi.

"Kita harus bisa mempromosikan potensi investasi, termasuk pariwisata dan UMKM. Dorong investasi yang memiliki daya saing,salah satunya pariwisata," katanya.

Pertemuan Tahunan 2018 IMF-Bank Dunia yang akan diselenggarakan pada 9-14 Oktober 2018 di Bali akan dihadiri 189 negara anggota dengan jumlah delegasi resmi sekitar 4.000 orang. Diperkirakan bakal ada 2.000 pertemuan secara simultan dalam kegiatan yang dihadiri oleh antara lain menteri keuangan, gubernur bank sentral, dan CEO industri keuangan negara anggota.

(T.A023/B012)

Pewarta: Ahmad Buchori
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017