Jakarta (ANTARA News) - ASEAN Social Security Association (ASSA) Board Meeting ke 34 di Udonthani, Thailand (23-25 Agustus 2017) mengapresiasi langkah BPJS Ketenagakerja yang berinisiatif memberi perlindungan kepada pekerja migran (TKI) dari risiko sosial ekonomi.

Siaran pers BPJS Ketenagakerjaan yaang diterima di Jakarta, Minggu, menyebutkan apressiasi tersebut untuk kategori "Insurance Coverage", khususnya perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan yang sudah meluas kepada pekerja migran di luar negeri.

Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan, Agus Susanto, berharap apresiasi ini menjadi motivasi bagi semua pihak dalam mengedepankan pentingnya perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan dalam kehidupan sehari-hari.

Apresiasi pada kategori Insurance Coverage ini diterima Agus Susanto dari Chairman ASSA, ATTY, Emmanuel F. Dooc, di sela pertemuan ASSA.

"Ini wujud apresiasi ASSA atas kerja keras seluruh pemangku kepentingan dalam memperjuangkan perlindungan menyeluruh bagi pekerja Indonesia, termasuk TKI. Semoga perlindungan menyeluruh bagi seluruh pekerja di Indonesia dapat segera tercapai," ujar Agus.

BPJS Ketenagakerjaan sejak 1 Agustus 2017 ditugaskan pemerintah melindungi TKI dari risiko kerja yang berdampak kepada kehidupan sosial dan ekonomi, seperti dampak dari kecelakaan kerja, cacat, kematian dan persiapan menghadapi hari tua.

Fokus utama ASSA Board Meeting yang diselenggarakan selama tiga hari itu mengenai ageing society yang kini menjadi salah satu isu global karena masyarakat usia tua semakin banyak jumlahnya dan tidak berimbang dengan usia produktif.

Dampaknya pada kondisi perekonomian negara, dimana pemasukan negara menjadi lebih kecil dibanding biaya sementara tanggungjawab negara atas jaminan sosial seluruh warga negara merupakan hal yang wajib.

Pada pembahasan ageing society, Agus memaparkan bagaimana kondisi Indonesia yang saat ini sedang menikmati bonus demografi, harus segera mempersiapkan skema jaminan pensiun yang tepat. Salah satunya dengan akselerasi besaran iuran kepesertaan dengan kewajiban jangka panjang.

"Kita harus belajar dari pengalaman beberapa negara yang sedang menghadapi masalah ageing society," ucap Agus.

Sebelumnya, Agus juga menghadiri Asia Pacific Investment Conference (APIC) di Bangkok, Thailand (22/8), yang dihadiri manager investasi dan pengelola dana jaminan sosial se-asia pasifik.

Dalam pertemuan tersebut, Agus yang diundang sebagai salah satu pembicara menyampaikan capaian perekonomian Indonesia yang sangat baik sehingga sangat prospektif untuk berinvestasi, khususnya di bidang infrastruktur.

Employee Profident Fund (EPF) dan SOCSO Malaysia tertarik dengan kondisi itu dan sepakat untuk membahasnya di level teknis.

Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017