Jakarta (ANTARA News) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kelompok bahan makanan sebagai penyumbang deflasi terbesar pada Agustus 2017.

"Deflasi terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya beberapa indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok bahan makanan sebesar 0,67 persen dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,60 persen," kata Kepala BPS Suhariyanto saat jumpa pers di Jakarta, Senin.

Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan indeks adalah kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,26 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,10 persen, kelompok sandang sebesar 0,32 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,20 persen, dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,89 persen.

Pada Agustus 2017 terjadi deflasi sebesar 0,07 persen. Dari 82 kota, 47 kota mengalami deflasi dan 35 kota mengalami inflasi. Deflasi tertinggi terjadi di Ambon sebesar 2,08 persen dan terendah terjadi di Samarinda sebesar 0,03 persen.

Sementara inflasi tertinggi terjadi di Lhokseumawe sebesar 1,09 persen dan terendah terjadi di Batam sebesar 0,01 persen.

Tingkat inflasi tahun kalender (Januari-Agustus) 2017 sebesar 2,53 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Agustus 2017 terhadap Agustus 2016) sebesar 3,82 persen.

Komponen inti pada Agustus 2017 mengalami inflasi sebesar 0,28 persen. Tingkat inflasi komponen inti tahun kalender (Januari-Agustus) 2017 mengalami inflasi sebesar 2,15 persen dan tingkat inflasi komponen inti tahun ke tahun (Agustus 2017 terhadap Agustus 2016) sebesar 2,98 persen.

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017