Surabaya (ANTARA News) - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Muhammad Nasir mendorong perguruan tinggi di Indonesia yang belum mempunyai akreditasi terutama yang baru untuk segera melakukan pengajuan akreditasi atau re-akreditasi.

"Re-akreditasi diberikan waktu dari tahun 2018 sampai 2019. Saat ini sudah ada sekitar 1.500 atau 2.000 mendaftar. Saya dorong untuk re-akreditasi supaya ke depan tidak ada masalah. 3.500 kampus itu saya targetkan pada tahun 2019 harus mempunyai akreditasi minimal yakni C," kata Nasir usai pengukuhan mahasiswa baru Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) di Surabaya, Senin.

Dia mengungkapkan, hingga saat ini PT yang sudah terakreditasi dan mendapat akreditasi A baru berjumlah 55, sedangkan yang terakreditasi B ada 375 PT dan yang C ada 700an PT. Sementara sisanya belum terakreditasi atau belum diakreditasikan.

"PT yang belum terakreditasi itu biasanya karena perguruan tinggi baru, maka yang belum terakreditasi akan dilakukan re-akreditasi dan statusnya adalah sebagai perguruan tinggi yang statusnya akreditasi minimal kementerian dan harus segera mengajukan akreditasi," kata dia.

Dia mengemukakan adapun syarat untuk mendapatkan akreditasi yang baik adalah pertama masalah dosen, infrastruktur, dan mahasiswa. Selain itu atmosfer akademik, publikasi, bagaimana kemampuan mahasiswa juga turut menjadi syarat.

Nasir menambahkan, selain mendorong akreditasi untuk kampus yang belum punya akreditasi, pihaknya juga mendorong agar PT di Indonesia semakin banyak yang masuk rangking 500 besar dunia. Saat ini, lanjut dia, baru tiga perguruan tinggi yang masuk 500 besar dunia.

"Kami target empat perguruan tinggi untuk masuk itu. Antara lain di Jawa Timur ada Universitas Airlangga (Unair) Surabaya dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Di Jawa Tengah ada Universitas Doponegoro (Undip) Semarang dan di Jakarta ada Institut Pertanian Bogor (IPB)," ujarnya.

Tujuan memberi target untuk kampus-kampus tersebut, kata dia, adalah supaya Indonesia bisa segera bersaing dengan luar negeri.

Selain itu, Nasir juga berencana menyelesaikan konflik-konflik yang ada di perguruan tinggi. "Ada 241 perguruan tinggi yang konflik, ada yang abal-abal mulai kami perbaiki. Sisanya ada 110 yang mulai disehatkan. Ada 15 yang masih berkonflik. Tapi sudah mulai selesai dan ada beberapa yang stabilisasi," tutur Nasir.

Dirinya juga menargetkan ribuan kampus kecil untuk digabung atau dimerger. Dia menjelaskan, kriteria kampus kecil itu adalah yang mempunya mahasiswa sedikit, yang kurang dari 1.000.

"Perguruan tinggi itu pasti tidak sehat. Kalau ingin sehat ya harus digabung. Ada 1.000 lebih, nantinya kalau dimerger bisa jadi hanya 500. Perguruan tinggi jadi hanya 3.500an," ujarnya.

Pewarta: Indra Setiawan dan Willy Irawan
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017