Kudus (ANTARA News) -  Sebanyak 704 anak berburu mendapatkan beasiswa PB Djarum yang berlangsung di Kota Kudus, Jawa Tengah sejak hari ini hingga 7 September mendatang.

Manajer Tim PB Djarum, Fung Permadi mengatakan berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, audisi beasiswa ini fokus merekrut anak usia 11 dan 13 tahun. Walau memang masih ada peluang bagi mereka yang berusia 15 dan 17 tahun untuk berpartisipasi.

"Range usia kami fokuskan merekrut usia 13 tahun (U13) dan 11 tahun (U11). Tetapi kita tidak bisa menolak kalau ada atlet yang di luar batasan usia itu untuk mendaftar. Tentunya ada beberapa anak yang usia 15 tahun (U15) dan U17 yang mendaftar," kata dia kepada ANTARA News di GOR Djarum, Jati, Kudus, Selasa.

Hal ini bukan tanpa alasan. Persaingan perkerutan calon atlet antarklub yang semakin sengit serta peluang lebih besar menghasilkan atlet bila dibina sejak usia dini menjadi dasar pematokan batasan usia minimal 11 tahun dalam audisi tahun ini. 

"Kalau mengambil usia 17 tahun atau 15 tahun sudah sedikit terlambat. Sebab, proses membina seorang atlet kira-kira 6-7 tahun baru bisa mengantar mereka menjadi atlet nasional," tutur Fung.

Anak-anak yang mengikuti audisi tahun ini di Kudus berasal dari berbagai daerah mulai dari pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi hingga Papua.

Kudus menjadi kota terakhir pencarian bibit-bibit muda pebultangkis berbakat, setelah Pekanbaru, Banjarmasin, Manado, Cirebon, Solo, Purwokerto dan Surabaya.

"Tak ada target khusus setiap tahun, ini untuk kepentingan regenerasi. Setiap tahun harus menyediakan atlet-atlet yang dari tahun kelahiran berlapis. Kami tidak mematok kuota berapa yang harus diterima tergantung kemampuan atlet yang mendaftar," kata Fung.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, para legenda bulutangkis dan pelatih PB Djarum yang tergabung dalam tim pencari bakat audisi umum kembali turun gunung khususnya di Kudus demi melihat langsung benih-benih muda potensial. Liem Swie King, Hariyanto Arbi dan Ivana Lie misalnya. 

"Kota   Kudus   sudah   menjadi   langganan   dengan   jumlah   peserta terbanyak. Saya yakin kejadian serupa bakal terjadi pada Audisi Umum tahun ini. Hal ini yang selalu membuat saya penasaran untuk mencari secara langsung para pebulutangkis calon juara dunia,"  ujar Liem Swie King,

Setelah  tahap seleksi  Audisi Umum di Kudus, proses pencarian bibit juara dunia berlanjut ke tahap Final pada 8-10 September 2017. Di tahap final ini mereka akan kembali berkompetisi dengan para atlet yang lolos di tahap seleksi dari kota-kota audisi  lainnya.  

Peserta yang lolos ke tahap final akan menjalani tahap karantina selama satu minggu pada tanggal 10-16 September 2017 sebelum akhirnya diumumkan siapa saja yang resmi diterima menjadi atlet PB Djarum dan berhak menerima Djarum Beasiswa Bulutangkis. 

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017