Bengkulu (ANTARA News) - Pelaksana Tugas Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah meminta warga masyarakat untuk menghentikan tindakan membagian gambar atau video sadis terkait konflik yang dihadapi Etnis Rohingya di Myanmar.

(BACA: Romahurmuziy: kasus Rohingya soal kemanusiaan)

"Bukan menghambat keterbukaan akses informasi, tetapi akan berdampak buruk jika konten-konten kekejaman menjadi hal biasa," kata Rohidin di Bengkulu, Selasa.

Ia mengatakan tindakan membagikan konten sadis bukanlah bentuk solidaritas bagi masyarakat yang sedang ditimpa kemalangan di negara itu.

Bentuk solidaritas dan dukungan, menurut dia, dapat dilakukan dengan mengirimkan doa bagi para korban atau menyalurkan sumbangan, seperti yang dilakukan sebagian masyarakat Bengkulu dalam bentuk aksi "Bengkulu Peduli Rohingya".

Menurutnya, krisis kemanusiaan di Myanmar merupakan tragedi kemanusiaan yang menjadi duka bersama, dan harus segera dihentikan.

"Aksi pengumpulan donasi perlu didukung karena ini bentuk kepedulian kita terhadap sesama, terutama mereka yang menjadi korban konflik," katanya.

Gerakan yang digalang sejumlah komunitas dalam aksi "Bengkulu Peduli Rohingya", menurut dia, menjadi bentuk aksi nyata untuk berbuat bagi sesama umat di Myanmar.

Sebelumnya, aksi penggalangan dana yang dilakukan sejumlah anggota komunitas di Bengkulu berhasil mengumpulkan sumbangan sebesar Rp28,2 juta.

Dana tersebut dikumpulkan selama dua hari dengan menggalangan sumbangan dari masyarakat umum, kelompok mahasiswa dan puncak penggalangan dana dilakukan pada Senin (4/9) malam yang turut dihadiri Plt Gubernur.

Sumbangan warga yang terkumpul itu akan disalurkan kepada korban konflik melalui lembaga Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU) Cabang Bengkulu.

Pewarta: Helti Marini Sipayung
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017