Singaraja (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi Bali pada 2018 akan memfasilitasi 1.000 tenaga kerja lulusan SMK di daerah itu untuk bekerja di kapal pesiar, sebagai upaya memutus rantai kemiskinan.

"Pemerintah akan menanggung semua biaya baik itu biaya paspor, visa maupun tiket. Tidak usah memikirkan biaya, pemerintah yang akan menanggung 100 persen," kata Gubernur Bali Made Mangku Pastika saat mengadakan kunjungan kerja ke sejumlah SMK negeri di Singaraja, Kabupaten Buleleng, Selasa.

Menurut dia, pemprov setempat telah mengalokasikan sejumlah anggaran guna mengirimkan 1.000 tenaga kerja tersebut dan memprioritaskan peluang itu pada siswa miskin, sehingga diharapkan dapat mengangkat ekonomi keluarganya dan memutus rantai kemiskinan.

Oleh karena itu, orang nomor satu di Bali ini meminta agar pihak sekolah benar-benar menyiapkan para siswanya untuk dilatih dan dibekali kompetensi bekerja di kapal pesiar, sehingga ketika siswa lulus mereka sudah siap untuk bekerja di kapal pesiar.

"Saya minta sekolah mendata siswa yang miskin. Kalau mereka ingin bekerja di kapal pesiar, fokuskan mereka pada pendidikan tersebut. Tingkatkan juga keterampilan bahasa Inggris, dengan demikian mereka akan memiliki daya saing," ucapnya.

Dalam kunjungannya tersebut, Pastika juga meminta agar para guru terus meningkatkan kualitas diri dan mengasah kemampuan, serta menjadi tenaga pendidik profesional. Dengan demikian kualitas pendidikan akan meningkat.

Melihat kondisi beberapa sekolah yang masih memiliki lahan cukup luas dan belum dimanfaatkan, Pastika meminta agar pihak sekolah membangun asrama yang diperuntukkan bagi para siswa maupun guru yang tinggalnya cukup jauh dari lokasi sekolah.

Di sisi lain, terkait kunjungan ke sejumlah SMKN di Bumi Panji Sakti ini, Pastika menyampaikan sejak beralihnya tanggung jawab dan pembinaan SMAN/SMKN ke provinsi maka kunjungan ini bertujuan untuk melihat secara langsung kondisi sejumlah sekolah baik dari segi tenaga pengajar, kurikulum maupun sarana prasarana.

Dengan demikian, permasalahan yang ada dapat segera tertangani dan mendapat solusi yang tepat.

Dia juga meminta SMKN bisa membuka jurusan pendidikan yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan pasar. "Jangan sampai siswa tamat SMK menambah jumlah pengangguran. Kita rasionalisasi dan fokuskan pada jurusan yang dibutuhkan pasar," ucapnya.

Dalam kunjungan kerjanya kali ini, Pastika didampingi Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Bali TIA Kusuma Wardhani dan Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Bali Dewa Gede Mahendra Putra berkesempatan mengunjungi enam SMKN di Kabupaten Buleleng yakni SMKN 1 Busungbiu, SMKN 1 Seririt, SMKN 2 Seririt, SMKN 1 Gerokgak, SMKN 2 Singaraja dan SMKN 1 Sukasada.

Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017