Surabaya (ANTARA News) - Dinas Pendidikan Jawa Timur, melepas 19 guru pendidikan menengah (SMA/SMK) untuk mengikuti program Kemitraan Guru Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang akan disebar ke beberapa daerah di luar Jatim, Selasa.

Belasan guru itu disebar guna mengimbaskan ilmu pengetahuan yang mereka punya kepada guru-guru lainnya selama tujuh hari di sejumlah daerah, seperti Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggara Barat (NTB), Maluku, Papua, Aceh, Kalimantan Tengah, Jambi, dan lain sebagainya.

Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim Saiful Rachman saat acara pelepasan berpesan agar guru-guru tersebut membawa nama baik Jatim di daerah tujuan.

"Guru dari Jatim harus mampu memberikan motivasi kepada daerah lain supaya berkembang. Tunjukkan dedikasi kalian sebagai guru," katanya.

Saiful mengingatkan adanya kesenjangan pendidikan antara Jatim dengan daerah-daerah pengimbasan. Namun, kesenjangan ini bisa dijadikan pembelajaran para guru yang mengikuti program kemitraan.

Salah satu peserta program Kemitraan Guru adalah Gatot Siswo Efendi. Guru asal SMKN 1 Turen, Kabupaten Malang ini akan ditempatkan di Kepulauan Tidore, Maluku.

"Tanggal 8 September nanti, kami semua berkumpul di Kemendikbud. Hari Senin (11/9) baru berangkat ke daerah tujuan masing-masing. Saya kebagian ke Tidore," ujarnya.

Gatot mengatakan proses seleksi Kemitraan Guru dilakukan terbuka. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar bisa mendaftar. Syarat tersebut, di antaranya berstatus pegawai negeri sipil (PNS) golongan IVA, nilai uji kompetensi guru (UKG) minimal 7, serta pernah menjadi instruktur nasional.

Untuk daerah tujuan, lanjut Gatot, dipilihkan oleh Kemendikbud. "Nanti saya bertugas di Tidore bersama satu orang guru dari Tuban dan satu guru dari Semarang. Kami mengimbas ke SMA dan SMK yang ada di sana," tuturnya.

Di SMKN 1 Turen, Malang, Gatot mengampu mata pelajaran ekonomi. Namun, selama di Tidore belum tentu mengajar mapel tersebut.

Gatot mengemukakan sebelumnya perwakilan dari sekolah imbas datang ke sekolah mitra untuk melihat langsung semua aktivitas di sekolah mitra. Dari situ, sekolah imbas bisa mencari inspirasi apa yang perlu dibenahi saat guru mitra tiba di sekolah imbas.

"Guru dari Tidore selaku sekolah imbas sudah pernah ke Malang. Selanjutnya giliran guru kemitraan yang datang ke sana," ucapnya.

Sejumlah materi yang diminta sekolah imbas sudah dia siapkan. Gatot menerangkan sekolah imbas ingin menerima materi proses pembelajaran yang menjadikan siswa sebagai subjek, pembinaan karakter, penguatan literasi, dan penerapan sekolah Adiwiyata.

Pewarta: Indra/Willy
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017