Kenapa isu SARA muncul? Karena ada yang menyebar isu di mana sumber penyebar isu di medsos seperti Saracen sedang ditangani polisi. Semoga saja ditemukan juga yang lain."
Pontianak (ANTARA News) - Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kalimantan Barat Anthony Sebastian Runtu mengatakan pihaknya akan mewaspadai pergerakan kelompok Saracen atau sejenisnya yang menyebarkan informasi palsu atau hoaks melalui media sosial.

"Kami memang tidak bisa memastikan keberadaan kelompok tersebut di Kalimantan Barat. Namun, indikasi adanya kelompok itu di Kalbar bisa saja karena kelompok ini bekerja di banyak tempat," kata Anthony di Pontianak, Jumat.

Dia memprediksi aktivitas kelompok ini atau sejenisnya di Kalbar bisa saja akan semakin marak, terlebih tahun depan Kalbar juga akan menggelar Pilkada di mana pada momen tersebut biasanya dimanfaatkan oleh sejumlah kelompok untuk memecah belah masyarakat.

"Untuk itu, kami mengharapkan agar masyarakat dapat benar-benar mengecek kebenaran dari suatu berita yang disebarkan melalui media sosial. Jangan mudah terpancing kabar yang belum tentu jelas kebenarannya," tuturnya.

Terpisah, Wakil Gubernur Kalimantan Barat Christiandy Sanjaya juga meminta masyarakat tidak mudah terprovokasi informasi yang tidak benar yang disebar melalui media sosial.

"Apalagi menjelang pelaksanaan Pilkada 2018 di Kalimantan Barat, masyarakat jangan mau diadu domba. Jika informasi itu memang mau memecah belah, laporkan saja ke polisi agar ditindaklanjuti, dengan begitu tugas kepolisian juga terbantu," katanya.

Ia merasa perlu menyampaikan imbauan itu karena ia meyakini ada penggunaan media sosial untuk mengadu domba masyarakat dalam pesta demokrasi. Umumnya dengan memunculkan isu SARA.

"Kenapa isu SARA muncul? Karena ada yang menyebar isu di mana sumber penyebar isu di medsos seperti Saracen sedang ditangani polisi. Semoga saja ditemukan juga yang lain," katanya.

Pewarta: Rendra Oxtora
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017