Yerusalem (ANTARA News) - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Minggu mengatakan bahwa dia akan menemui Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada pekan depan saat mengunjungi New York.

Netanyahu dijadwalkan akan berpidato di depan Sidang Umum PBB pada 26 September 2017.

Netanyahu menyampaikan pernyataan itu kepada sejumlah wartawan yang akan menemani lawatan ke beberapa negara Amerika Latin, sebelum meninggalkan Tel Aviv menuju Argentina pada Minggu malam. Selain Argentina, dia juga akan mengunjungi Kolombia dan Meksiko sebelum terbang ke New York.

DI Washington, Gedung Putih hingga kini belum menjawab permintaan konfirmasi adanya pertemuan Trump dengan Netanyahu.

"Dari Meksiko, saya akan ke New York untuk berpidato di depan Sidang Umum PBB. Di sana saya akan bertemu dengan sekutu saya, Presiden Donald Trump," kata Netanyahu.

Dia mengaku mengharapkan hal terbaik "bagi semua sahabat di Amerika Serikat untuk menangani bencana Badai Irma."

Sementara itu Presiden Palestina Mahmoud Abbas juga dijadwalkan bakal berpidato di Sidang Umum PBB. Namun hingga kini belum ada keterangan apakah Abbas akan bertemu dengan Netanyahu di New York.

Netanyahu mengatakan bahwa dirinya adalah perdana menteri pertama di Israel yang mengunjungi Amerika Latin dan menyebut lawatannya sebagai tindakan "bersejarah." Kunjungan itu terjadi saat Netanyahu masih berada di bawah penyelidikan atas dugaan keterlibatan dalam dua kasus korupsi.

Salah satu dari kasus itu, yang terkenal dengan sebuat Kasus 1000, menyebuatkan bahwa sang perdana menteri dan keluarganya diduga menerima banyak hadiah dari para pengusaha. Sementara yang kedua terkait dengan dugaan suap Netanyahu untuk mendapatkan pemberitaan positif dari sebuah surat kabar di Israel.

Netanyahu, yang telah menjadi perdana menteri selama 11 tahun dari empat masa jabatan, telah membantah melakukan tindakan pelanggaran hukum.

Netanyahu kini memimpin koalisi pemerintahan yang relatif stabil dan mewarisi pertumbuhan ekonomi yang lumayan tinggi. Partai Likud, tempat Netanyahu berkarir, selalu mendukungnya di tengah absennya tokoh oposisi kuat.

Sebelumnya pada Jumat, istri Netanyahu, Sara, yang juga mendampingi suaminya ke Amerika Latin, telah mendapat surat dari kejaksaan Israel yang berisi dugaan dirinya menggunakan uang negara sebesar 100.000 dolar AS untuk keperluan pesta pribadi.

Sang perdana menteri, melalui tulisan di akun Facebook resmi, pada pekan lalu menyebut tudingan korupsi terhadap istrinya sebagai hal "yang absud dan akan terbukti tidak berdasar."

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017