Washington (ANTARA News) - Gedung Putih kembali mengutuk peningkatan kekerasan di Myanmar yang memicu 300.000 muslim Rohingya melarikan diri ke negara tetangga, Bangladesh, dan mengatakan mereka risau dengan kekerasan antar kedua belah pihak.

"Amerika Serikat sangat cemas dengan krisis yang sedang berlangsung di Burma (Myanmar)," kata juru bicara Gedung Putih Sarah Huckabee Sanders, mengecam serangan yang menargetkan pos militer Myanmar dan meletusnya kekerasan mematikan itu.

"Sedikitnya 300.000 orang mengungsi dari rumah mereka menyusul serangan yang menargetkan pos keamanan Burma pada 25 Agustus," ujar Sanders.

Kami "menegaskan lagi kecaman kami terhadap serangan-serangan itu dan kekerasan yang terjadi setelahnya," imbuhnya, tanpa menyalahkan kelompok tertentu.

Serangan-serangan awal diduga dilancarkan oleh Arakan Rohingya Salvation Army, sebuah kelompok militan, sementara pasukan keamanan Burma disalahkan atas serangan balasan yang mungkin telah membunuh lebih dari 1.000 orang, kebanyakan warga Rohingya, demikian AFP.


Penerjemah: Try Reza Essra
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017