Beijing (ANTARA News) - Siswa Sekolah Staf dan Pimpinan Tingkat Tinggi (Sespimti) Kepolisian Republik Indonesia yang sedang mengikuti program Kuliah Kerja Luar Negeri di China mengangkat isu Natuna dan peredaran narkoba.

Dalam kunjungannya ke Kedutaan Besar RI di Beijing, Selasa petang, Dubes RI untuk China Soegeng Rahardjo meminta beberapa siswa Sespimti untuk menyampaikan pengetahuannya tentang negara berpenduduk terbesar di dunia itu.

Seorang siswa mengacungkan tangan. "Terkait dengan Indonesia, kita tahu yang sangat panas sekarang (isu) Laut China Selatan dengan kebijakan Presiden Jokowi mengubah nama menjadi Laut Natuna Utara," katanya.

Selain itu, siswa berlatar belakang reserse tersebut juga menyoroti masalah narkoba yang beredar di Indonesia diduga bahan bakunya berasal dari China.

Beberapa pelaku peredaran narkoba berkewarganegaraan China ditembak mati seperti yang terjadi di Jakarta Barat dan Serang, Banten, pada Juni dan Juli 2017. Tembak mati pengedar narkoba tersebut sesuai instruksi Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian.

Kemudian siswa lainnya menyoroti banyaknya pekerja ilegal di Indonesia yang berasal dari daratan Tiongkok tersebut.

Ada juga siswa yang menanyakan kepada Dubes mengenai terbatasnya akses informasi di China.

Dubes Soegeng pun menanggapi beberapa pertanyaan yang diajukan para calon perwira tinggi kepolisian tersebut.

Soal pekerja ilegal dari China, dia mengakui tidak terlepas dari dampak kebijakan bebas visa yang diterapkan pemerintah Indonesia kepada warga dari 169 negara, termasuk China, untuk mendatangkan wisatawan asing sebanyak-banyaknya.

"Sebelumnya masalah ini sudah kami koordinasikan dengan BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal) agar ada kesesuaian antara investasi asing dan jumlah tenaga kerja asing," ujarnya.

Masalah pertumbuhan ekonomi China dan kemitraan di bidang perdagangan dengan Indonesia juga disinggung oleh para siswa Sespimti tersebut.

"Kami heran, kenapa pertumbuhan ekonomi China demikian pesatnya, bahkan mengungguli Amerika Serikat," ujar seorang siswa.

Sementara itu, Koordinator Widyaiswara Sespimti Polri, Inspektur Jenderal Charles Victor Sitorus, mengatakan bahwa tujuannya menggelar KKLN itu untuk mengetahui perkembangan strategi pembangunan di China.

KKLN yang diikuti 61 siswa tersebut berlangsung pada 11-15 September 2017 yang dimulai dari Beijing kemudian Shanghai dan berakhir di Hong Kong.

"Di Hong Kong, kami mengagendakan pertemuan dengan sejumlah warga negara Indonesia," kata Charles.

Pewarta: M Irfan Ilmie
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017