Jakarta (ANTARA News) - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) menjamin bahwa pembayaran dengan menggunakan kartu kredit atau debet di gerai anggota asosiasi itu aman dan dipastikan tidak akan ada kebocoran data.

"Kami pastikan bahwa pembayaran kartu kredit atau debet di gerai anggota kami aman," kata Ketua Umum Aprindo Roy Mandey kepada pers menanggapi maraknya pemberitaan tentang larangan pembayaran gesek ganda (double swipe) oleh Bank Indonesia di gerai ritel modern, di Jakarta, Rabu.

Sebelumnya Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menegaskan larangan dilakukannya penggesekan ganda (double swipe) dalam setiap transaksi nontunai untuk melindungi masyarakat dari pencurian data dan informasi kartu.

Menurut Roy, data transaksi ritel modern dilakukan terpusat dan tersimpan dengan baik di server komputer masing-masing perusahaan dan diakses hanya oleh mereka yang memiliki otoritas.

"Hingga kini metode pembayaran di ritel modern secara garis besar ada dua yakni gesek kartu di mesin electronic data capture (EDC) untuk pembayaran dan kasir melakukan input no kartu kredit/debet di mesin kasir. Proses ini dilakukan untuk memvalidasi transaksi penjualan," katanya.

Kedua, gesek kartu di mesin EDC namun kasir tidak lagi melakukan input apa pun di mesin kasir.

Dijelaskan, metode pembayaran itu berdasarkan kebijakan masing-masing perusahaan ritel namun dipastikan metode pembayaran tersebut tidak melanggar ketentuan hukum yang ada.

Oleh karena itu, tegasnya, pihaknya meminta Bank Indonesia dan atau pihak bank segera melakukan sosialisasi Peraturan BI No. 18/40/PBI/2016 kepada masyarakat dan pelaku ritel yang menggunakan EDC dan mesin kasir.

Terhadap regulasi itu, dia menegaskan bahwa pihaknya sangat mendukung terkait kebijakan Bank Indonesia tentang larangan pembayaran double swipe (gesek ganda) kartu kredit/debit di gerai ritel moden.

"Demi keamanan dan kenyamanan konsumen, Aprindo pastikan gerai-gerai ritel modern yang ada di bawah Aprindo tidak melakukan double swipe kepada konsumen yang hendak membayar menggunakan kartu debet atau kartu kredit," ujarnya.

(Baca: BI larang gesek ganda transaksi nontunai)



Tumbuh melambat


Menyinggung kinerja bisnis ritel Indonesia, dia menyebutkan bahwa pertumbuhan ritel pada semester I/2017 hanya 3,7 persen dan diharapkan bertumbuh menjadi 8-9 persen hingga akhir tahun ini.

"Meski kami menyebutnya sebagai kondisi tetap tumbuh namun melambat," katanya.

Aprindo secara umum tetap optimis karena secara eksternal sudah ada kondisi kondusif seperti pemerintah sudah mengamankan kebijakan energi (tidak ada kenaikan listrik dll) sampai akhir tahun, BI rate yang menurun, adanya Satgas Investasi pada paket kebijakan ekonomi XVI, pencairan dana dana pusat mulai dari DAU (dana alokasi umum) dan dana desa dan lainnya.

"Namun, meski optimis kami tetap melakukan dua hal utama yakni efisiensi khususnya dari sektor penggunaan energi dan peningkatan pelayanan secara menyeluruh," katanya.

Pewarta: Edy Sujatmiko
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017