Seoul (ANTARA News) - Korea Utara pada Rabu berjanji akan mempercepat program senjatanya dalam menanggapi sanksi "keji" yang diberlakukan Dewan Keamanan PBB setelah uji coba senjata terbaru dan paling kuat.

"Pelaksanaan satu lagi resolusi terkait sanksi yang ilegal dan keji yang dipelopori oleh Amerika Serikat menjadi kesempatan bagi DPRK (Korea Utara) untuk memverifikasi bahwa jalan yang ditempuhnya sudah benar," kata Kementerian Luar Negeri Korea Utara dalam sebuah pernyataan yang dirilis kantor berita KCNA.

"DPRK akan melipatgandakan upaya meningkatkan kekuatannya untuk melindungi kedaulatan dan hak eksistensi negara ini," lanjut kementerian tersebut.

Sanksi baru itu mencakup larangan ekspor tekstil Korea Utara dan pembatasan pengiriman produk minyak untuk menghukum Pyongyang atas uji coba nuklir keenamnya.

Resolusi yang disusun Amerika Serikat tersebut disahkan dengan suara bulat pada Senin, tepat satu bulan setelah Dewan Keamanan memutuskan untuk melarang ekspor batu bara, timbel dan makanan laut sebagai respon atas peluncuran rudal balistik antarbenua (ICMB) Pyongyang yang tampaknya dapat menjangkau AS.

Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya berpendapat sanksi yang lebih keras akan dapat menekan rezim Kim Jong-Un untuk menegosiasikan akhir dari program senjatanya, namun para ahli skeptis apakah upaya itu bisa menghentikan upaya nuklir Pyongyang, demikian AFP.

Penerjemah: Try Reza Essra
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017