Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo mengungkapkan masih banyaknya inefisiensi dalam penggunaan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

"Banyak inefisiensi di APBN dan APBD yang perlu perbaikan besar-besaran," kata Presiden saat membuka Rapat Kerja Nasional Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah di Istana Negara Jakarta, Kamis.

Presiden mengatakan sistem akuntansi pemerintah seharusnya berorientasi kepada hasil, bukan prosedur.

"Yang lalu-lalu kita terlalu banyak membuat aturan, pagar dibuat tinggi-tinggi, tapi yang lompat juga masih banyak, buat apa buat tinggi tinggi kalau yang lompat masih banyak," katanya.

Pada awal sambutannya Presiden mengingatkan bahwa pengelolaan keuangan negara tidak boleh hanya dipandang sebagai urusan teknis, prosedural saja.

"Yang kita lakukan harus mengarah kepada perbaikan sistem. Ini yang selalu dan berkali-kali saya ulangi, perbaikan sistem," katanya, menegaskan.

"Sistem akuntansi kita harus kita arahkan bukan kepada prosedur tapi harus diubah ke orientasi hasil. Hasil pun juga harus yang berkualitas, arahnya mesti ke sana semuanya, karena kalau tidak, banyak terjadi inefisiensi dari APBN maupun APBD," tuturnya.

Ia juga mengatakan bahwa saat ini masih banyak kegiatan dan program pemerintah yang ukuran kinerjanya tidak jelas.

"Juga banyak kegiatan atau program yang tidak ada keterkaitan dengan sasaran pembangunan, jadi lepas sendiri-sendiri," katanya.

Pewarta: Agus Salim
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017