San Fransisco (ANTARA News) - Facebook pada Kamis mengatakan menghentikan untuk sementara waktu kemampuan pengiklan menyasarkan iklan berdasarkan atas informasi pendidikan dan pekerjaan setelah laporan menunjukkan bahwa fitur tersebut memungkinkan pembidikan berdasarkan atas topik anti-semit terhadap Yahudi.

ProPublica, lembaga berita nirlaba berpusat di New York, melaporkan beberapa jam sebelumnya bahwa fitur pembelian iklan swalayan Facebook memungkinkan pemasar menyasarkan iklan ke yang mencantumkan kalimat, seperti, "pembenci Yahudi" dalam informasi bidang studi atau pekerjaan mereka.

Sekitar 2.300 orang menyatakan minat pada topik "pembenci Yahudi" dan "cara membakar orang Yahudi" serta "Sejarah mengapa orang Yahudi merusak dunia", kata penyelidikan ProPublica.

Facebook memastikan penyelidikan ProPublica.

Begitu orang memasukkan kalimat tersebut ke profil Facebook mereka, topik antisemit secara otomatis berpindah ke platform periklanan perusahaan, seolah-olah data pendidikan atau pekerjaan mereka berguna bagi pemasar, demikian Facebook.

"Kami menghapus bidang penargetan yang dilaporkan sendiri berikut hingga ada proses yang tepat untuk mencegah masalah ini," kata Facebook dalam pernyataannya pada Kamis malam.

"Kami ingin agar Facebook menjadi tempat yang aman bagi orang dan bisnis, dan kami akan terus melakukan segala yang kami bisa untuk tetap menghilangkan topik kebencian dari Facebook," katanya.

Facebook awalnya menanggapi laporan ProPublica dengan menghapus topik yang dipermasalahkan dari sistem iklannya. Namun laporan berita lainnya, termasuk dari majalah Slate, kemudian menemukan bahwa topik kebencian lebih meluas dalam kemampuan penargetan sistem iklan.

Sementara memberi pengiklan kekuatan lebih besar untuk menyasarkan pesan mereka secara mikro menggunakan platform swalayan, Facebook kadangkala gagal memastikan bahwa pengiklan mematuhi syarat dan ketentuannya, demikian Reuters..

(KR-DVI/B002)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017